Bogordaily.net– Impotensi atau disfungsi ereksi seperti ejakulasi dini dan ejakulasi tertunda dianggap bisa menganggu keharmonisan pasangan suami istri. Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi guna mencapai aktivitas seksual yang memuaskan. Nah, banyak orang lebih mengenal istilah ejakulasi dini. Namun, ternyata pria juga bisa mengalami ejakulasi tertunda yang sama-sama menganggu. Lalu, apa perbedaannya?
Dokter Spesialis Urologi Konsultan Andrologi Urologi RS Eka Hospital Bekasi, dr. Widi Atmoko, Sp.U (K) mengatakan istilah bisa dikenal dengan faktor risiko usia penderitanya.
Ejakulasi dini umumnya terjadi pada usia muda, yakni 18 hingga 59 tahun. Sedangkan ejakulasi tertunda terjadi pada lelaki seiring pertambahan umur atau penuaan.
“Ejakulasi dini biasanya terjadi pada lelaki yang mengalami masalah psikologis seperti kecemasan, konflik hipersesitivitas, dan refleks berlebih,” ujar dr. Widi melalui keterangan dilansir dari Suara.com.
Jika ejakulasi dini menjadi keluhan yang sangat umum, maka ejakulasi tertunda hanya terjadi pada 3 persen populasi pria, khususnya bagi mereka yang kerap mengonsumsi antidepresian yang bisa meningkatkan hormon serotonin atau hormon bahagia di otak.
Sedangkan untuk mengenali gejalanya, ejakulasi dini menyebabkan sperma atau orgasme, sudah terjadi dalam waktu kurang dari satu menit setelah penis penetrasi ke vagina.
Kebalikan dari ejakulasi dini, ejakulasi tertunda membuat lelaki butuh waktu lebih lama untuk bisa orgasme atau keluarnya sperma atau harus menunggu 30 hingga satu jam setelah penetrasi atau bahkan tidak bisa ejakulasi maupun orgasme sama sekali.
“Ejakulasi tertunda juga bisa disebabkan oleh libido yang rendah atau hipogonadisme yakni kadar testosteron yang rendah karena pertambahan usia,” imbuhnya.***