Friday, 23 May 2025
HomeBeritaHal-hal yang Harus Dipatuhi Penderita Hipertensi, Bahaya Jika Tidak!

Hal-hal yang Harus Dipatuhi Penderita Hipertensi, Bahaya Jika Tidak!

Bogordaily.net – Penderita harus disiplin. Khususnya mengkonsumsi obat agar terhindar dari bahaya komplikasi. Bukan cuma menjaga tekanan darah normal, minum obat juga penting untuk mencegah komplikasi.

“Kepatuhan minum obat jika kurang optimal akan menyebabkan menjadi tidak terkontrol. Akibatnya, meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung iskemik,” kata dokter spesialis jantung dr. Devie Caroline, Sp.JP, FIHA, yang juga Sekretaris Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Surabaya.

Minum obat memang bukan hal pertama yang harus dilakukan untuk mengontrol tekanan darah. Gaya hidup sehatlah yang menjadi kunci. Namun, jika tidak berhasil, maka langkah selanjutnya adalah minum obat.

Devie menjelaskan, berdasarkan Riset Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi di Indonesia berada di angka 34,11 persen, di mana 13,3 persen di antaranya tidak minum obat sama sekali dan 32,3 persen tidak rutin minum obat.

Adapun alasan penderita tidak minum obat antara lain karena merasa sehat (59,8 persen), kunjungan tidak teratur ke fasilitas pelayanan (31,3 persen), minum obat tradisional (14,5 persen), menggunakan terapi lain (12,5 persen), lupa minum obat (11,5 persen), tidak mampu beli obat (8,1 persen), takut akan efek samping obat (4,5 persen), dan obat tak tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan (2 persen).

Sementara itu, papar Devie, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggarisbawahi bahwa kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi kesehatan, motivasi diri, pengetahuan mengenai , dukungan keluarga, sosial ekonomi, sistem kesehatan, dan terapi.

“Faktor yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ini adalah yang sering sulit dihadapi. biasanya tidak bergejala, sehingga saat gejalanya muncul itu sudah kondisinya tidak terkontrol dalam sekian waktu,” kata Devie dilansir ANTARA.

Agar penderita bisa patuh minum obat, Devie mengungkapkan ada beberapa strategi yang bisa dilakukan. Misalnya, dengan menggunakan alat kesehatan elektronik yang saat ini sudah marak beredar.

“Misalnya, pengingat lewat SMS atau ada aplikasi di smartphone mengenai edukasi kesehatan,” imbuh Devie.

Selanjutnya, regimen pengobatan yang tadinya kompleks dari segi frekuensi, jumlah obat, dan durasi pengobatan, dibuat menjadi lebih sederhana, misalnya dengan menggunakan pil kombinasi untuk mengurangi jumlah tablet atau pil yang diminum setiap hari.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here