Bogordaily.net – Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman bersama Danrem 061/SK, Brigjend TNI Rudy Saladin, Dandim 0606 Letkol Inf Ali Akhwan dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Anyar yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Dalam sidaknya itu, KSAD Dudung Abdurachman mengatakan, bahwa pihaknya ingin mengetahui harga minyak goreng (migor) yang dijual di pasar tersebut, dan ternyata dirinya masih masih ditemukan asih menemukan pedagang yang menjual minyak goreng di harga Rp 17 ribu per kilogram.
“Kita tadi sudah melihat ada toko yang memang sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), jadi di toko ini menjual perkilonya Rp 15.500. Tapi kios yang berada di bawah masih ada yang jual Rp 17 ribu perkilo,” kata KSAD Dudung kepada wartawan di lokasi, Senin, 30 Mei 2022.
Setelah berdialog dengan pedagang, akhirnya Dudung pun menganalisa memang harga dari distributor itu bervariasi, ada yang masih mahal dan ada juga yang sudah sesuai dengan standar.
“Saya sampaikan seluruh jajaran TNI, Polri, termasuk pemerintah daerah dan ini hadir bapak wakil walikota juga untuk tetap kita sesuai HET, dan cari temukan kalo misalkan ada agen agen atau distributor yang nakal mencoba menaikan harga, pada kesempatan kesempatan saat situasi seperti ini,” tegasnya.
Selain itu, Ia juga menekankan kepada seluruh jajarannya, khususnya yang ada di Jawa dan Bali untuk sidak dengan kepolisian. Tujuannya agar harga eceran ini betul-betul bisa kembali normal. Dimana nantinya akan berdampak kepada masyarakat. “Saya kira itu saja yang bisa saya sampaikan,” ujarnya.
Dudung menambahkan, para pedagang minyak goreng yang masih menjual tidak sesuai HET maka diberi stiker berwarna merah. Kemudian, kalau jika sesuai dengan HET, maka stikernya berwarna kuning dan itu di tempel di kiosnya masing-masing.
“Tadi sudah dipasangkan stiker, kalo yang sudah merah kemudian sudah sesuai dengan HET kita turunkan, kemudian kita pasang stiker warna kuning. Dan kalo rendah lagi itu kita kasih warna hijau. Ini kreatif yang cukup baik, sehingga minimalnya masyarakat akan membeli minyak goreng berpedoman pada stiker, kalau masih marah masyarakat tidak membeli di situ,” imbuhnya.
Sementara itu, Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, bahwa pihaknya bersama Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Kota Bogor sudah melakukan operasi selama empat hari ini, dan ketika sidak pada hari di Pasar Anyar itu setidaknya masih terdapat sekitar 48 kios yang menjual di atas 2 persen HET. Namun saat ini tinggal menyisakan 10 kios.
“Dan kami juga telah melakukan pemeriksaan sebanyak 15 pengecer, kemudian 16 agen dan 8 depo. Pemeriksaan itu kita lakukan untuk mengetahui permasalahan dengan disparitas harga yang berbeda di tiap pasar dan alhamdulillah harga minyak di Kota Bogor sudah mulai stabil dan tentunya akan dibawa pembinaan Disperindag. Kita akan coba mendalami lagi faktor-faktor penyebab harga itu meningkat,” kata Susatyo.
Pemasangan stiker merah dan stiker kuning yang dilakukannya untuk membedakan harga minyak goreng itu pun, menurutnya dinilai cukup efektif.
Dimana yang biasanya mereka dalam satu pasar dipasang sticker merah, namun setelah dilakukan pembinaan akhirnya harga minyak goreng kembali stabil.
“Setelah kami melakukan pembinaan kemudian kami cari permasalahanya apa, memang harga sudah mulai turun dan beberapa depo juga sudah menurunkan harga, ada yang Rp 500 sampai Rp 1000, sehingga ini akan berpengaruh sekali agar kos atau pengeluaran itu tidak dibebankan kepada pembeli atau masyarakat,” terangnya.
“Jadi selama operasi 4 hari ini berjalan lancar dan baik. Tentunya kita menunggu dan menyarankan kepada Pemerintah Pusat agar ada harga agen tertinggi, ada harga depo tertinggi atau harga distributor tertinggi, sehingga tidak hanya diatur pada tingkat eceran karena mereka sudah menerima harga tertinggi tingkat agen tidak bisa memenuhi HET di masyarakat,” tutup Kapolresta Bogor Kota Ini.
(Heri Supriatna)