Bogordaily.net – Seiring dengan penanganan pandemi Covid-19 yang terkendali dan berbagai relaksasi kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia naik lima kali lipat pada April 2021.
Pernyataan tersebut disampaiakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno saat kegiatan Weekly Press Briefing, yang berlangsung secara hybrid di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, dilansir dari holopis, pada Senin, 13 Juni 2022.
Jika dibandingkan bulan sebelumnya atau mount on mount, jumlah kunjungan pada April 2022 meningkat 172 persen. Kunjungan ke Indonesia ini didominasi oleh turis dari lima negara, yaitu Australia sebanyak 14 persen, Singapura 11,4 persen, Malaysia 7,8 persen, India 6,1 persen, dan Inggris 5,5 persen.
Melihat angka tersebut, Menparekraf Sandiaga Uno optimis data kunjungan wisatawan pada Mei 2022 dan bulan selanjutnya akan meningkat secara signifikan. Dirinya turut memprediksi puncak peningkatan wisatawan ini akan jatuh di Juli dan Agustus 2022.
“Mudah-mudahan jika situasi pandemi terkendali dan jumlah penerbangan ke Indonesia, terutama Bali bisa terus ditingkatkan. Menggeliatnya pariwisata belakangan ini memberikan suatu optimisme bahwa target tahun ini akan tercapai,” jelasnya.
Lanjutnya, pergerakan wisatawan nusantara 550 juta, saat mudik Lebaran sebagian sudah tercapai. Kunjungan wisatawan mancanegara 1,8 sampai 3,6 juta wisatawan mancanegara dan realisasi investasi pariwisata pada 2022 sebesar 2,5 miliar dolar AS.
Menyikapi kondisi ini pula, Kemenparekraf akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait, baik Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, maskapai penerbangan internasional maupun nasional untuk membuka dan menambah frekuensi penerbangan ke Indonesia, terutama Bali.
“Kami ingin melakukan penjajakan peluang-peluang dibukanya jalur dan rute baru misalnya Waktobi, Belitung, dan beberapa rute-rute yang sekarang membutuhkan penerbangan tambahan,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno.
Meski demikian, Menparekraf tidak menampik adanya tantangan atau kendala yang dihadapi untuk membuka rute baru dan menambah jadwal penerbangan, misalnya terbatasnya jumlah pesawat. Hal ini dikarenakan pandemi yang membuat pesawat-pesawat tersebut dirumahkan, termasuk SDM-nya.
“Dan maskapai penerbangan saat ini juga telah melakukan revitalisasi, sekarang ada sekitar 350 pesawat yang beroperasi dari 550. Ini yang tentunya perlu kita sikapi karena banyak yang masih mengalami maintenance,” katanya.
Selain itu, tidak semua negara menerapkan kebijakan pembukaan border, semisal China yang masih belum membuka perbatasannya. Wisatawan mancanegara tersebut sangat potensial dan sangat signifikan untuk Indonesia.
“Oleh karena itu kami akan terus menjaga dan merawat momentum kebangkitan kita, kunjungan wisatawan yang semakin meningkat ini kita harapkan bisa membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan,” ujar Menparekraf.***