Saturday, 27 April 2024
HomeNasionalFJPI Ungkap Jurnalis Perempuan Hadapi Peran Ganda hingga Pelecehan

FJPI Ungkap Jurnalis Perempuan Hadapi Peran Ganda hingga Pelecehan

Bogordaily.net– Forum Perempuan Indonesia (FJPI) mengungkap tantangan yang dihadapi para perempuan di tengah pandemi Covid-19. Tantangan itu salah satunya menghadapi peran ganda. Hal tersebut terungkap usai FJPI melakukan bertajuk “Kondisi Jurnalis Perempuan di Masa Pandemi”.

Ketua FJPI Sumatra Utara Lia Anggia Nasution memaparkan FJPI untuk mengetahui dampak kondisi jurnalis perempuan selama pandemi Covid-19 serta strategi yang dilakukan jurnalis perempuan untuk bertahan.

melalui metode deskriptif kuantitatif ini dilakukan selama tiga bulan mulai 29 Januari 2022 sampai 28 Maret 2022 terhadap 150 jurnalis perempuan dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia.

“Responden merupakan jurnalis dari berbagai media seperti tv, radio, cetak, online dan bekerja selama 3 tahun sampai 30 tahun dengan rentang usia 23 tahun sampai 58 tahun,” papar Lia dalam Launching FJPI dan Webinar “Strategi dan Kondisi Jurnalis Perempuan di Masa Pandemi”, Sabtu, 25 Juni 2022.

Hasil dampak Covid-19 menunjukkan 30 persen jurnalis perempuan sulit mengakses narasumber, informasi dan data di tengah pandemik Covid-19.

“Lalu sebanyak 26 persen responden merasa ruang geraknya terbatas dan 18 persen terkena dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19,” imbuh Lia yang juga pengurus FJPI Pusat Divisi Diklat.

Hasil selanjutnya pada masa pandemi Covid-19, sebanyak 10 persen jurnalis perempuan sulit melakukan observasi dan liputan mendalam dan 15 persen harus beradaptasi dengan teknologi, serta 6 persen jurnalis perempuan mengalami beban psikologis.

“Ditambah beban ganda yang harus dipikul, rentan kekerasan hingga ancaman ekonomi sampai PHK yang terus menghantui akibat perusahaan media yang juga mengalami krisis. Beratnya beban mengakibatkan ada jurnalis perempuan yang mengalami stres atau depresi,” jelas Lia.

Beban ganda yang dipikul jurnalis perempuan misalnya mereka yang sudah bekeluarga harus membagi waktu antara tugas kantor dan peran sebagai seorang ibu. Bahkan sering kali salah satu peran tersebut dikorbankan sehingga jurnalis perempuan harus melakukan strategi dalam mengatasinya.

Tak hanya itu ada pula jurnalis perempuan yang menjadi responden dalam mengaku pernah menjadi korban pelecehan seks dari narasumber selama pandemi. Salah satunya dilakukan secara verbal.

Lebih lanjut kata Lia, untuk menghadapi tantangan itu, para jurnalis perempuan melakukan berbagai strategi di antaranya mengasah kemampuan digitalnya, memperkuat jaringan dengan narasumber, hingga bangun kolaborasi dengan jurnalis lain.

“Kesimpulannya, tantangan jurnalis perempuan selama pandemi cukup berat. Selain harus menghadapi perubahan aktivitas yang signifikan juga rentan terpapar Covid-19. Namun, di tengah pandemi Covid-19, para jurnalis perempuan melakukan vaksinasi hingga booster,” ungkapnya.

Dari tersebut FJPI juga merekomendasikan agar dilakukan pelatihan untuk menguasai platform digital, pelatihan literasi data digital, workshop perencanaan liputan kreatif, membangun database jaringan narasumber, dan membangun kolaborasi dengan jurnalis lain.

Sementara itu dalam webinar hadir pula narasumber lainnya yakni Redaktur Senior Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudi dan Eko Novi ARD Asdep Peningkatan Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here