Wednesday, 21 May 2025
HomeBeritaNASA Hentikan Lelang Debu Dari Permukaan Bulan, Ditaksir Seharga Rp6 Miliar

NASA Hentikan Lelang Debu Dari Permukaan Bulan, Ditaksir Seharga Rp6 Miliar

Bogordaily.net – Aksi pelelangan debu yang ditaksir akan laku sekitar Rp6 Miliar, yang dikumpulkan dari permukaan bulan selama misi Apollo 11 pada tahun 1969, mulai dihentikan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika ().

Melansir Daily Mail, juru dari badan RR yang berbasis di London, Inggris mengatakan, seluruh koleksi dari sebuah penelitian yang dilakukan terhadap debu yang berasal dari bulan itu, termasuk sebuah botol yang berisi sekitar 40 miligram debu bulan dan tiga bangkai kecoa telah dibatalkan pelelangannya.

Padahal, badan ini memperkirakan koleksi itu akan laku terjual setidaknya 400.000 dollar AS atau senilai Rp6 miliar.

Dalam suratnya kepada lembaga RR, kuasa hukum NASA mengatakan materi debu tersebut masih menjadi milik pemerintah federal AS.

“Seluruh sampel dari misi Apollo, sebagaimana diatur dalam koleksi barang ini, adalah milik NASA dan tidak ada orang, universitas, atau entitas lain yang pernah diberi izin untuk menyimpannya setelah dilakukan analisis, penghancuran, atau penggunaan lain untuk tujuan apa pun, terutama untuk penjualan atau pajangan individu,” demikian bunyi surat NASA tertanggal 15 Juni 2022.

Dalam surat itu NASA juga meminta badan RR untuk tidak memfasilitas penjualan koleksi dalam bentuk apapun yang mengandung atau terkait dengan percobaan debu Bulan Apollo 11.

Koleksi yang dimaksud antara lain kecoa yang menjadi obyek percobaan, slide, dan spesimen pengujian pasca yang dihancurkan. Badan RR diminta segera menghentikan proses penawaran.

Dalam surat lain tertanggal 22 Juni 2022, kuasa hukum NASA juga meminta badan RR untuk bekerja sama dengan pemilik materi saat ini untuk mengembalikan koleksi debu bulan itu ke pemerintah federal.

Misi Apollo 11 membawa lebih dari 21,3 kilogram batu dari Bulan ketika kembali ke Bumi. Beberapa dari materi batu Bulan itu telah diumpankan ke serangga, ikan, dan makhluk kecil lainnya untuk mengetahui apakah benda itu dapat membunuh hewan yang dijadikan obyek percobaan.

Kecoa yang diberi makan debu bulan itu kemudian dibawa ke Universitas Minnesota, AS di mana seorang ahli entomologi, Marion Brooks membedah dan mempelajarinya.

Marion Brooks yang telah meninggal dunia, sempat menceritakan penelitiannya itu kepada media lokal Minneapolis Tribun pada Oktober 1969.

“Saya tidak menemukan bukti patogen menular,” kata Marion Brooks kepada Minneapolis Tribune saat itu.

Dalam artikel itu, Marion Brooks mengatakan dirinya tidak menemukan bukti bahwa materi yang diambil dari bulan mengandung racun atau dapat menyebabkan efek buruk lainnya pada serangga.

Namun, batu dari bulan dan kecoak yang dijadikan percobaan itu tidak pernah dikembalikan ke NASA. Sebaliknya malah dipajang di rumah Brooks.

Putrinya kemudian menjual debu itu pada 2010, dan sekarang koleksi debu bulan itu telah dijual lagi oleh pengirim yang tidak diungkapkan identitasnya oleh badan RR.

Kecoa yang diberi makan debu bulan itu kemudian dibawa ke Universitas Minnesota, AS di mana seorang ahli entomologi, Marion Brooks membedah dan mempelajarinya.

Marion Brooks yang telah meninggal dunia, sempat menceritakan penelitiannya itu kepada media lokal Minneapolis Tribun pada Oktober 1969.

“Saya tidak menemukan bukti patogen menular,” kata Marion Brooks kepada Minneapolis Tribune saat itu.

Dalam artikel itu, Marion Brooks mengatakan dirinya tidak menemukan bukti bahwa materi yang diambil dari bulan mengandung racun atau dapat menyebabkan efek buruk lainnya pada serangga.

Namun, batu dari bulan dan kecoak yang dijadikan percobaan itu tidak pernah dikembalikan ke NASA. Sebaliknya malah dipajang di rumah Brooks. Putrinya kemudian menjual debu itu pada 2010, dan sekarang koleksi debu bulan itu telah dijual lagi oleh pengirim yang tidak diungkapkan identitasnya oleh badan RR.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here