Bogordaily.net – Tangani virus PMK, Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Bogor menerjunkan 100 mahasiswa IPB bersama para dosen dan dokter hewan dalam upaya percepatan penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), terutama menjelang hari raya Idul Adha.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, Otje Subagja dalam program Bicara Dari Bogor pada siaran radio Tegar Beriman 95,3 FM Diskominfo Kabupaten Bogor mengatakan, penyebaran virus PMK mendorong pihaknya untuk melakukan langkah dalam menangani PMK ini, terutama menjelang hari raya idul Adha, salah satunya menurunkan dosen dan dokter hewan.
“Kami terus sosialisasi kepada masyarakat terkait penanganan PMK. Kami juga berpesan kepada masyarakat Kabupaten Bogor agar tidak panik, karena penyakit mulut dan kuku ini tidak menular kepada manusia, bahkan ketika kita memakan dagingnya pun InsyaAllah tidak tertular. Hanya kita manusia bisa menularkannya dari ternak satu ke ternak yang lain. Jadi, jika kita sehabis berinteraksi dengan sapi, kerbau, atau domba kita harus langsung cuci tangan. Di Kabupaten Bogor ini sedang masif melakukan penyuntikan vaksin ternak, sudah 3.800 sekian ternak yang sudah kita vaksin,” ujar Otje Subagja kepada wartawan.
Selain itu, Otje juga meminta kesadaran masyarakat untuk memahami tentang penyakit mulut dan kuku ini, seperti mengetahui ciri-cirinya yaitu air liur yang keluar berlebihan, muncul sariawan, dan kukunya luka.
“Jika masyarakat atau peternak mengetahui ternaknya bergejala, segera memberitahu petugas atau dengan gerak cepat menghubungi hotline 081286443517. Kami siap turun ke lapangan. Karena jika tidak diobati, sapi yang sakit bisa mati dan peternak mengalami kerugian,” pungkasnya.
Sementara itu, Dokter hewan Drh Prihatini memaparkan, dalam rangka pemotongan hewan kurban nanti, dirinya menyosialisasikan bahwa pemotongan hewan kurban disarankan terdaftar di desa atau minimal RT/RW agar bisa dipantau. Diimbau juga untuk masyarakat agar memotong daging di rumah pemotongan hewan (RPH), namun diperbolehkan untuk memotong di luar rumah pemotongan hewan, tetapi harus tetap terpantau di desa sehingga bisa dipisahkan jika ternak tersebut terindikasi sakit.
“Saat merabaknya wabah PMK ini, penjual ternak disarankan vaksinasi ternak di desa setempat, memperhatikan protokol kesehatan, melakukan disinfeksi pada kandang dan ternak minimal satu hari sekali,” kata dr Prihatini.
Sebagai informasi, data ternak yang terjangkit virus PMK di Kabupaten Bogor mengalami perubahan yang sangat signifikan, kemarin ada sekitar 3.200 ternak yang terkena PMK. Sedangkan ternak yang sudah divaksinasi mencapai 3800 ternak.
Penanganan dari Diskanak Kabupaten Bogor sendiri yakni, menurunkan tim setiap harinya ke kecamatan untuk mengecek ternak, menyiapkan obat-obatan yang didapat dari bantuan provinsi dan bantuan gerakan terbuka serta terus melakukan vaksinasi secara masif kepada ternak yang sehat di Kabupaten Bogor. ***