Bogordaily.net – Untuk pertama kalinya sejak invasi Rusia ke Ukraina, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Jumat, 29 Juli 2022 waktu setempat.
Pembicaraan ini adalah inisiatif dari Washington untuk membahas pembebasan tawanan Paul Whelan dan Brittney Griner.
Kementerian Luar Negeri Rusia yang mengkonfirmasi percakapan tersebut mengatakan kedua menteri pertama-tama membahas kesepakatan ekspor gandum Ukraina, yang ditandatangani di Turki pekan lalu, dan potensi pertukaran tahanan antara kedua negara.
Sebelumnya menelepon Lavrov, di hari yang sama, Blinken mengatakan pada konferensi pers bahwa dia akan melakukan pembicaraan secara langsung dan jujur ​​​​dengan menteri Rusia, seperti dilaporkan RT.
Ia juga mengatakan telah menekan Kremlin untuk menerima proposal substansial yang diajukan AS untuk pembebasan tawanan Paul Whelan dan Brittney Griner.
Bintang bola basket Brittney Griner dan mantan Marinir AS Paul Whelan saat ini keduanya berada dalam tahanan Rusia. Griner ditangkap atas tuduhan penyelundupan narkoba, dan Whelan dipenjara karena spionase.
CNN melaporkan sebelumnya bahwa mereka dapat ditukar dengan pedagang senjata Rusia Viktor Bout, yang dijatuhi hukuman 25 tahun penjara oleh pengadilan federal Manhattan pada tahun 2012, atas tuduhan memberikan bantuan kepada organisasi teroris yang ditunjuk AS dan berkonspirasi untuk membunuh warga negara AS.
Moskow belum mengkonfirmasi menerima proposal khusus tentang masalah ini dari AS dan sebaliknya mengatakan Lavrov mendesak AS untuk “kembali ke dialog profesional dalam bentuk ‘diplomasi diam-diam’ tanpa spekulasi.”
Menteri juga mengatakan, bahwa pengiriman senjata Barat terus menerus ke Kiev hanya akan memperpanjang konflik yang sedang berlangsung di Ukraina dan menyebabkan penderitaan manusia lebih lanjut.
“Pasukan Rusia di Ukraina secara ketat mengikuti norma-norma hukum internasional,” kata Lavrov, seraya menambahkan bahwa Rusia juga melakukan “upaya sistemik” untuk membantu orang-orang yang tinggal di wilayah di bawah kendalinya kembali ke kehidupan normal.
Percakapan kedua menteri terjadi setelah diplomat AS mengatakan mereka telah berulang kali meminta panggilan telepon antara Lavrov dan Blinken untuk membahas potensi pertukaran tahanan.***