Saturday, 23 November 2024
HomeTravellingTravelling ke Sumenep, Menuju Desa Wisata dengan Empu Keris Terbanyak di Dunia

Travelling ke Sumenep, Menuju Desa Wisata dengan Empu Keris Terbanyak di Dunia

Bogordaily.net – Travelling tidak harus ke pantai atau hutan. Wisata budaya dan sejarah juga asik. Salah satunya di Sumenep, yakni, desa wisata yang memiliki empu keris terbanyak di dunia.

Nama desanya, Aeng Tong-tong, yang terpilih menjadi 50 Desa Wisata Terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata (ADWI) 202.

Pada 2014, Desa Aeng Tong-tong dinobatkan UNESCO sebagai satu-satunya desa wisata dengan Empu keris terbanyak di dunia berkat keunikan dan kearifan lokal yang dimiliki. Tak heran jika keris dari Desa Aeng Tong-tong banyak diminati oleh masyarakat maupun penggemar keris di Indonesia dan luar negeri.

Desa Wisata Aeng Tong-tong di Sumenep menjadi salah satu dari empat desa wisata dari Provinsi Jawa Timur yang berhasil masuk 50 besar ADWI 2022.

Pemilihan 50 desa wisata ini dilakukan setelah melalui kurasi ketat dari ribuan desa wisata.

Terpilihnya Desa Wisata Aeng Tong-tong dalam kategori “Desa Wisata Terbaik” ADWI 2022 bukan tanpa alasan.

Desa Wisata Aeng Tong-tong dinilai memiliki budaya serta kearifan lokal yang khas dan tidak dimiliki daerah lainnya, yakni sebagai desa penghasil keris dengan Empu terbanyak!

Termasuk dalam wilayah dataran tinggi dan sebagian besar dataran rendah, Desa Wisata Aeng Tong-tong dikelilingi oleh berbagai sumber daya alam (SDA) yang melimpah, seperti sawah, ladang tembakau, ladang padi, kebun kelapa, perbukitan, dan banyak lagi.

Seperti dilansir kemenparekraf daya tarik utama dari desa wisata ini bukanlah dari kekayaan alam yang melimpah tersebut. Melainkan, Desa Wisata Aeng Tong-tong merupakan desa wisata yang dikenal sebagai penghasil keris. Aktivitas masyarakat Desa Aeng Tong-tong membuat keris tidak bisa dilepaskan dari peninggalan para leluhur yang dulunya menjadi seorang Empu, pembuat keris.

Hingga sekarang, aktivitas membuat keris di Desa Aeng Tong-tong masih terus dilestarikan, bahkan sudah menjadi mata pencaharian sebagian besar masyarakat desa wisata tersebut. Demi terus melestarikan tradisi ini, budaya pembuatan keris di Desa Aeng Tong-tong sudah dikenalkan pada anak-anak sejak memasuki usia sekolah dasar (SD).

Diperkirakan, hingga saat ini ada ratusan Empu yang berprofesi sebagai pengrajin atau pembuat keris di Desa Aeng Tong-tong. Biasanya, keris yang dibuat di Desa Aeng Tong-tong digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar, pesanan pedagang, atau bahkan memenuhi para pesanan kolektor baik di dalam negeri atau mancanegara.

Ciri khas keris dari Desa Aeng Tong-tong ada pada garapan keris maupun warangka (sarung) yang halus dengan ukiran yang sangat indah. Namun siapa sangka, ternyata proses pembuatan produk kriya tersebut cukup panjang dan memakan waktu.

Proses pembuatan keris dimulai dari pemilihan besi dan penempaan untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Dilanjutkan dengan metode penghalusan, menambahkan tembaga atau emas untuk diukir sesuai pesanan, hingga terakhir proses penyepuhan agar mendapatkan warna kering yang diinginkan.

Setelah melewati tahapan membuat keris, biasanya pada Empu di Desa Aeng Tong-tong akan menghelat ritual pencucian keris dan ziarah makam leluhur Empu. Biasanya, ritual tersebut akan dilakukan bersama dengan pesta rakyat dan diramaikan dengan kesenian tradisional.

Terkini, keris dari Desa Aeng Tong-tong juga terpilih sebagai salah satu suvenir dalam side event Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.***

(Riyaldi Suhud)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here