Bogordaily.net– Krisis ekonomi tengah melanda Italia. Bahkan utang negara tersebut menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah, didorong euro yang melemah dan harga komoditas yang meningkat.
Bank Sentral Italia melalui buletin bulanan yang dirilis Selasa, 16 Agustus 2022 sebagaimana dilansir Suara.com menyebut, utang pemerintah sebesar 2,766 triliun euro (2,812 triliun dolar AS) menjadi salah satu kontributor meningkatnya tingkat utang, karena sebagian besar utang Italia dihargai dalam euro.
Pada akhir Juni, ketika data dalam laporan bank sentral Italia ditabulasikan, dolar dan euro mulai diperdagangkan pada pijakan yang kira-kira sama dengan dolar secara singkat melampaui nilai euro beberapa kali pada Juli.
Bank Sentral juga mengatakan, harga komoditas yang lebih tinggi jadi faktor tambahan yang mendorong pertumbuhan utang publik.
Harga tinggi itu mendorong pendapatan pajak lebih tinggi. Laporan dari Bank Sentral menjelaskan, pendapatan pajak telah meningkat 11,9 persen dalam enam bulan pertama dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menambahkan tambahan 23,2 miliar euro (23,6 miliar dolar) ke kas pemerintah.
Tidak hanya itu, krisis ekonomi Italia juga semakin memburuk efek ketegangan politik antara Rusia dan Ukraina. Perang kedua negara telah mendorong imbal hasil obligasi ke level tertinggi sejak 2014.
Imbal hasil obligasi pemerintah Italia 10-tahun adalah 3,135 persen. Itu turun dari puncak lebih dari 4,0 persen pada pertengahan Juni, tetapi naik dari 1,089 persen pada awal tahun.
Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, yang memperlihatkan kegelisahan investor tentang prospek ekonomi suatu negara, meningkatkan biaya pemerintah untuk meminjam uang.
Peningkatan belanja publik merupakan faktor utama lain di balik peningkatan beban utang negara, karena pemerintah mengambil langkah-langkah untuk membantu negara keluar dari dampak ekonomi negatif dari pandemi Covid-19.
Salah satu faktor yang membantu situasi terkait utang Italia tahun ini adalah kembalinya pariwisata. Menurut Observatorium JFC Italia, pendapatan pajak turis naik hampir 80 persen sepanjang tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama 2021, karena sektor ini pulih dari pembatasan perjalanan dari pandemi.***