Sunday, 17 November 2024
HomeNasionalKapolri 'Ngebul', Rapat 10 Jam Jawab 45 Pertanyaan

Kapolri ‘Ngebul’, Rapat 10 Jam Jawab 45 Pertanyaan

Bogordaily.net – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ‘ngebul’ dicecar 45 pertanyaan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI selama 10 jam.

Kapolri dicecar dengan berbagai pertanyaan atas kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat dan sepak terjang Ferdy Sambo.

Totalnya, ada 45 pertanyaan dari Komisi III yang ditanyakan dan dijawab Kapolri dalam rapat yang dimulai pukul 10.00 WIB sampai 20.30 WIB tersebut.

“Pak Kapolri tadi telah menjawab 45 pertanyaan dari rekan-rekan anggota Komisi III dari 54 anggota yang semua melakukan pertanyaan,” kata Wakil Ketua Komisi III Adies Kadir dalam konferensi pers di DPR, Rabu 24 Agustus 2022.

Adies menuturkan ada banyak hal yang menjadi pertanyaan. Mulai dari inti kasus kematian Yosua baik unsur pidana maupun obstruction of justice, unsur turut serta, sampai dengan unsur-unsur yang dalam perkembangannya dikaitkan dengan kasus Ferdy Sambo.

“Dan apa yang menjadi keinginan daripada publik telah kami tanyakan semuanya, baik itu menyangkut motif dan lain sebagainya,” kata Adies.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan bahwa motif pembunuhan berencana Brigadir J tidak keluar dari isu kesusilaan, antara pelecehan atau perselingkuhan.

“Jadi mungkin ini juga untuk menjawab bahwa isunya antara pelecehan ataupun perselingkuhan. Ini sedang kami dalami. Jadi tidak ada isu di luar itu,” kata Kapolri dalam rapat dengan Komisi III DPR.

Sigit berujar bahwa motif pembunuhan Brigadir J belum bisa dipastikan secara bulat sebelum ada pemeriksaan lebih lanjut terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (PC), yang juga menjadi tersangka dalam kasus ini.

“Ini tentunya akan kami pastikan besok setelah pemeriksaan terakhir. Jadi ini juga mungkin bisa mendapatkan gambaran secara lebih jelas,” ujar Sigit.

“Bahwa saudara Ferdy Sambo terpicu amarah dan emosinya pada saat saudara PC atau saudari PC melaporkan terkait dengan adanya peristiwa yang terkait dengan masalah kesusilaan yang terjadi di Magelang,” lanjut Listyo.

Tergantung Keterangan Putri

Sebelumnya, diakui Listyo motif sementara sudah didapatkan dari keterangan Ferdy Sambo. Listyo berujar apa yang disampaikan Sambo lewat keterangannya memang banyak yang sesuai kronologis.

“Namun mohon izin, terkait motif ini, kami sementara sudah mendapatkan keterangan dari saudara FS. Namun kami juga ingin memastikan sekali lagi untuk memeriksa Ibu PC,” kata dia.

Melalui pemeriksaan PC, Polri ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan atau perubahan keterangan para tersangka mengenai motif pembunuhan Brigadi J.

“Sehingga nanti yang kami dapat, apalagi posisi beliau sebagai tersangka, apakah berubah atau tidak. Dengan demikian kami bisa mendapatkan satu kebulatan terkait masalah motif,” ujar Listyo.

Sebelumnya, Sigit menyampaikan motif dibalik tindakan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo merencanakan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Motif pembunuhan berencana Yosua lewat eksekusi tembak mati di rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta Selatan itu disampaikan Listyo di hadapan anggota DPR dalam rapat dengan Komisi III DPR.

Sigit berujar, laporan dari Putri Candrawathi yang memantik Ferdy Sambo untuk kemudian merencanakan pembunuhan Yosua

“Motif saudara FS melakukan perbuatan tersebut karena yang bersangkutan marah dan emosi atas, setelah mendengar laporan dari Ibu PC,” kata Sigit.

“Terkait dengan peristiwa yang terjadi di Magelang yang dianggap mencederai harkat martabat keluarga,” sambungnya.

Kendati begitu, Sigit tidak mengungkapkan lebih detail ihwal motif tersebut.

“Untuk lebih jelasnya nanti akan diungkapkan di persidangan,” kata Kapolri.

Sumber: suara.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here