Bogordaily.net – Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor masih memantau harga telur yang terus mengalami kenaikan. Apalagi lonjakan harga pada komoditi ini, telah terjadi dibeberapa wilayah di Kabupaten Bogor. Harga telur makin mahal.
Harga telur disejumlah pasar di Kabupaten Bogor yang terus merangkak naik tentu saja berdampak kepada para pedagang. Temasuk pelaku UMKM.
Kabid Distribusi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor, Jona Sijabat, mengatakan untuk saat ini pihaknya masih memantau terkait kenaikan komoditi telur ayam disejumlah pasar di Kabupaten Bogor.
“Dinas ketahanan masih memantau terkait perkembangan harga komoditi bahan pokok khususnya telur ayam diberbagai pasar,” ucapnya menanggapi harga telur makin mahal, kepada Bogordaily.net, Jumat, 26 Agustus 2022.
Saat ini, kata da, harga telur ayam naik hingga Rp. 31.000 perkilo gram dan dikhawatirkan akan berdampak ke komoditi lainya.
“Kalau tidak salah untuk saat ini harga telur ayam sampai Rp 31.000 perkilonya dan dikhawatirkan berdampak ke komoditi lainya seperti halnya minyak goreng,” jelasnya
Sementara itu, nantinya dinas ketahanan pangan mulai minggu depan akan memantau kembali terkait kenaikan bahan pokok yang ada.
“Nantinya kami akan memantau kembali terkait kenaikan bahan pokok tersebut mungkin minggu depan akan kembali kami pantau,” pungkasnya.
Terpisah Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, lonjakan harga telur dipicu oleh penyaluran bantuan sosial (bansos) yang cair sekaligus untuk 3 bulan.
“Ini rapel tiga bulan, uangnya agak banyak, jadi permintaan (telur ayam) tinggi dalam lima hari, pasar kurang. Biasa pasar kaget, kalau supply kurang dikit, harga naik,” kata Zulkifli saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta dikutip Jumat 26 Agustus 2022.
Kenaikan harga telur kali ini sendiri mengundang tanya. Meski, sebelumnya, peternak sudah memperingatkan potensi kenaikan harga daging dan telur ayam ras. Menyusul pemotongan dini populasi ayam petelur di dalam negeri akibat kelebihan pasokan dan anjloknya harga.
Hingga sebelum Lebaran 2022, peternak ayam petelur dilaporkan tidak melakukan penambahan populasi. Akibatnya, harga diprediksi akan terus menanjak.***
(Albin)