Saturday, 23 November 2024
HomeEkonomiHarga Minyak Dunia Turun, Pertalite Tetep Naik?

Harga Minyak Dunia Turun, Pertalite Tetep Naik?

Bogordaily.net – Menjelang kenaikan harga BBM di tanah air, harga minyak dunia justru turun. Bahkan, harga komoditas energi penting itu anjlok hingga lebih dari 2%.

Pada Kamis 1 September 2022 pukul 06:42 WIB, harga minyak jenis brent tercatat US$ 95,23/barel. Ambles 2,66% dibandingkan posisi penutupan sebelumnya. Untuk jenis light sweet harganya US$ 89,17/barel. Berkurang 2,69%.

Dalam sepekan terakhir, harga brent dan light sweet ambrol masing-masing 5,12% dan 6,02%. Selama sebulan ke belakang, harga turun 2,8% dan 3,48%.

Turunnya harga minyak sendiri disebabkan oleh kekhawatiran akan melemahnya permintaan. Tekanan inflasi menyebabkan bank sentral di berbagai negara menaikkan suku bunga acuan akan menekan laju pertumbuhan ekonomi. Akibatnya, permintaan energi dikhawatirkan berkurang.

Selain itu, faktor lain yang mendorong turunnya harga minyak yakni lockdown yang kembali dialami China. Terbaru, otoritas kesehatan menutup pasar elektronik terbesar di dunia yaitu Huaqiangbei yang terletak di Shenzhen. Sebanyak 24 stasiun kereta bawah tanah (subway) juga ditutup sementara.

“Pelemahan di China memainkan peran besar (dalam koreksi harga minyak). Belum lagi ada kekhawatiran permintaan yang melemah di negara-negara Barat karena kenaikan suku bunga dan cengkeraman inflasi,” kata Harry Altham, Analis StoneX Group yang berbasis di London, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara itu, turunnya harga minyak dunia ini sendiri terjadi saat Indonesia berencana untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Kenaikan ini diperkirakan terjadi pada tanggal 1 September 2022.

Sinyal kenaikan harga BBM bersubsidi sendiri disuarakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Sri Mulyani mengaku bahwa anggaran subsidi dan kompensasi untuk BBM dan listrik melonjak tiga kali lipat hingga Rp 502 triliun dan diperkirakan masih terus merangkak naik hingga Rp 698 triliun akibat kenaikan harga pangan dan energi yang dipicu eskalasi geopolitik.

Serupa, Luhut menyebut bahwa pemerintah telah siap bila harga BBM bersubsidi benar-benar naik. Ia mengatakan pemerintah akan memastikan kenaikan harga BBM tidak ikut mengerek laju inflasi nasional di sisa tahun ini.***

Sumber: cnbcindonesia.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here