Saturday, 23 November 2024
HomeBeritaKetua Panpel Arema FC Dihukum Seumur Hidup! Tak Boleh Beraktivitas di Dunia...

Ketua Panpel Arema FC Dihukum Seumur Hidup! Tak Boleh Beraktivitas di Dunia Sepakbola

Bogordaily.net– Buntut tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menelan seratus lebih korban jiwa, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menjatuhkan hukuman kepada Arema FC. Tak hanya Arema, sanksi juga diberikan kepada Ketua Pantia Pelaksana (Panpel) Arema FC Abdul Haris.

Komite Disiplin (Komdis) PSSI menghukum Abdul Haris seumur hukum tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepakbola. Abdul sebagai ketua panpel seharusnya bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan pertandingan besar antara Arema vs Persebaya.

“Kepada saudara ketua panitia pelaksana Abdul Haris, sebagai ketua pelaksana pertandingan tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup,” kata Ketua Komite Disiplin PSSI Erwin Tobing dalam jumpa pers di Kota Malang, Jawa Timur, sebagaimana dilansir Suara.com dari Antara Selasa, 4 Oktober 2022.

Menurut Erwin, panpel pertandingan seharusnya jeli, cermat dan bisa mengantisipasi seluruh kemungkinan. Apalagi dalam pertandingan sebesar Arema vs Persebaya.

Tragedi Kanjuruhan kata dia menjadi bukti bahwa ketua panitia pelaksana dinilai tidak melakukan tugasnya dengan baik, tidak cermat dan gagal mengantisipasi kerumunan orang yang masuk ke lapangan.

“Padahal ada steward. Ada hal-hal yang harus disiapkan, pintu-pintu seharusnya terbuka,” kata Erwin.

Selain memberikan sanksi seumur hidup tidak lagi bisa beraktivitas di lingkungan sepak bola, Komdis PSSI juga menjatuhkan sanksi serupa kepada Security Officer Arema FC, Suko Sutrisno.

PSSI menilai Suko adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengatur keluar masuknya penonton, termasuk membuka dan menutup pintu stadion.

“Kemudian ada security officer. Orang yang mengatur keluar masuk penonton, pintu. Dia bertanggung jawab terhadap beberapa poin yang harus dilaksanakan tapi tidak terlaksana dengan baik. Ia tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup,” lanjutnya.

Kericuhan terjadi setelah pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu, 1 Oktober 2022 malam.

Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan. Polisi mulai menembakkan gas air mata ke arah tribun yang memicu kepanikan dan kekacauan. Banyak suporter yang berusaha menyelamatkan diri dari perihnya gas air mata, sampai akhirnya mereka berdesak-desakan hingga kehabisan napas.

Dari data terakhir, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 125 orang. Selain itu, dilaporkan sebanyak 323 orang mengalami luka pada peristiwa itu.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here