Bogordaily.net – Kejadian nahas menimpa seorang anak perempuan (10) di Mesir yang kehilangan nyawa, setelah kepalanya dipukul oleh seorang guru dengan menggunakan tongkat.
Pihak berwenang mengatakan, Bismallah Mohammed, yang sebelumnya koma, meninggal di rumah sakit di kota El Sinbellawein, utara ibu kota Kairo.
“Bismallah dipukul di kepala oleh guru bahasa Arabnya pada 2 Oktober, hari pertama sekolah, ketika dia membuat kesalahan ejaan menulis di papan tulis,” kata pihak berwenang, seperti dikutip dari RMOL, Selasa 11 Oktober 2022.
Dikatakan bahwa anak perempuan malang itu kehilangan kesadaran tak lama setelah pulang dari sekolah. Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit oleh ayahnya, yang mengatakan kepada jaksa bahwa dia tidak pernah sadar.
Terduga pelaku, guru berusia 50-an, telah ditangkap dan kepala sekolah diskors sambil menunggu penyelesaian penyelidikan.
Bismallah adalah anak perempuan Mesir ketiga yang tewas dalam insiden di sekolah sejak tahun ajaran dimulai pada 2 Oktober.
Pelan lalu, seorang karyawan menikam kepala sekolah perempuan di Mesir selatan sementara anggota staf dan murid berkumpul untuk pertemuan pagi. Kepala sekolah menderita luka dangkal dan keluar dari rumah sakit pada hari yang sama.
Juga Senin lalu, seorang gadis berusia 7 tahun meninggal setelah jatuh dari jendela lantai tiga di sekolahnya di Kairo saat dia melarikan diri dari seorang guru yang diduga mencoba menghukumnya secara fisik. Guru itu dilaporkan telah ditangkap.
Pada hari sebelumnya, seorang gadis meninggal dan 15 lainnya terluka ketika sebuah tangga runtuh sebagian saat mereka berlari ke kelas setelah istirahat di sebuah kota dekat Kairo. Pihak berwenang sedang menyelidiki insiden tersebut.
Meski dilarang oleh undang-undang, hukuman fisik tidak jarang terjadi di sekolah negeri di Mesir, di mana banyak guru menggunakan penggaris, tongkat kayu, atau bahkan ranting pohon untuk memukul murid. Penghinaan verbal juga sering terjadi.
Ada sekitar 25 juta anak sekolah di Mesir, negara berpenduduk 104 juta. Mereka bersekolah di hampir 50.000 sekolah negeri.
Mayoritas sekolah negeri di Mesir tidak terurus dan diabaikan selama puluhan tahun. Mereka penuh sesak, tidak memiliki fasilitas yang memadai dan banyak bangunan yang sangat membutuhkan renovasi atau rekonstruksi.
Presiden Abdel Fattah El Sisi baru-baru ini mengatakan bahwa meskipun reformasi sistem sekolah itu penting dan sangat dibutuhkan, orang Mesir tidak akan mentolerir uang untuk pendidikan sementara mereka tidak memiliki listrik, jalan, atau persediaan makanan yang dapat diandalkan.
“Kami sebagai warga biasa, sebagai warga biasa di jalanan, tidak akan menerima konsekuensi dari menempatkan seluruh sumber daya negara yang terbatas pada pendidikan,” kata El Sisi.***
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV
https://www.youtube.com/watch?v=s3C8-2-Tcqk