Thursday, 16 May 2024
HomeEkonomiMenKopUKM Arahkan Santripreneur Kembangkan Keunggulan Domestik jadi Lahan Bisnis

MenKopUKM Arahkan Santripreneur Kembangkan Keunggulan Domestik jadi Lahan Bisnis

Bogordaily.net – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menegaskan bahwa pihaknya akan menyiapkan dan mengarahkan santripreneur dan para calon saudagar, di sektor-sektor usaha yang menjadi keunggulan domestik .

“Kita memiliki laut yang begitu besar. Kita juga memiliki lahan subur yang begitu luas. Kita harus mampu membangun keunggulan domestik kita,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam sambutan di acara 2022, Jakarta, Senin malam, 21 November 2022.

Menteri Teten menambahkan, hampir semua negara di dunia kini tengah mencari keunggulan domestiknya masing-masing. Tak terkecuali, .

Contoh Norwegia yang dulu pendapatan terbesarnya dari migas, tapi sekarang, dengan riset yang kuat, pendapatan terbesarnya dari budidaya ikan salmon.

Begitu juga dengan Selandia Baru yang bisa membesar pendapatannya hanya dengan tiga produk unggulan domestik yakni, daging, susu, dan buah-buahan.

“Kita punya laut yang begitu besar yang di dalamnya terkandung ikan tuna, lobster, dan sebagainya. Tapi, investasi di sektor kelautan ini baru 2 persen yang besar,” kata MenKopUKM.

Contoh lain, merupakan produsen CPO terbesar di dunia. Tapi, yang bisa diekspor baru sebatas minyak goreng.

“Lihat Unilever yang terbanyak membeli CPO kita, mampu memproduksi banyak sekali jenis produk, dari mulai makanan, kosmetik, hingga farmasi,” ungkap Menteri Teten.

Oleh karena itu, menurut Menteri Teten, pemerintah ingin mengubah hal itu dengan memulai industrialisasi dan sekarang dengan hilirisasi yang tidak lagi menjual bahan baku.

“Industrialisasi sedang kita koreksi dengan melakukan industrialisasi berbasis keunggulan domestik dengan bahan baku lokal. Bukan lagi manufaktur berbahan baku impor,” kata MenKopUKM.

Selain memiliki banyak potensi sumber daya alam, kata Menteri Teten, juga memiliki banyak kekayaan produk-produk berbasis kreatif.

“Maka, untuk menciptakan pengusaha tangguh, pendekatannya harus melalui inkubasi. Ibarat telur, dierami, ditetaskan, kemudian dibesarkan. Jadi, kita perlu menyiapkan inkubator-inkubator,” kata MenKopUKM.

Ke depan, kata MenKopUKM, membutuhkan banyak industrialis dan entrepreneur yang memiliki model bisnis yang inovatif.

“Salah satu caranya, pemerintah terus mengembangkan ekosistem kewirausahaan,” kata Menteri Teten.

Misalnya, porsi kredit perbankan untuk akan terus ditingkatkan dari sekarang sebesar 19,8 persen menjadi 30 persen pada 2024.

Selain itu, pendekatan perbankan dalam menyalurkan kredit dengan menerapkan agunan juga harus berubah, menjadi pendekatan credit scoring.

“Perusahaan Fintech saja bisa kredit sampai Rp 2 miliar tanpa agunan,” kata Menteri Teten.

Untuk itu, Menteri Teten terus mendorong para pelaku go digital, dimana catatan keuangan harus sudah digital memakai aplikasi yang sudah banyak tersedia. Sehingga, kredit tidak lagi harus pendekatan agunan, melainkan credit scoring dari usahanya.

“Ini solusi yang harus kita lakukan,” ujar MenKopUKM.

Lebih dari itu, perizinan usaha juga terus dipermudah. Saat ini, untuk menjadi usaha formal, cukup dengan Nomor Induk Berusaha (NIB). Dengan NIB bisa mendapatkan izin edar, sertifikat halal, dan yang lainnya.

“Proses pengurusan sertifikat halal juga bakal dipersingkat, dari 21-25 hari menjadi tiga hari saja,” kata MenKopUKM.***

Copy Editor: Riyaldi

 

Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here