Bogordaily.net – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat 130 kali gempa susulan di Cianjur hingga Selasa, 22 November 2022 atau sehari setelah terjadi gempa magnitudo 5,6 di Cianjur pada Senin kemarin.
Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Daryono menyebut jumlah itu tercatat hingga pukul 12.00 WIB dengan magnitudo terbesar 4,2 dan terkecil magnitudo 1,2.
“Sejak pukul 12.00 WIB tadi, kita sudah mencatat 130 kali gempa susulan. Yang terbesar susulannya 4,2 (magnitudo) dan yang terkecil 1,2 (magnitudo),” kata Daryono dalam rapat di Komisi V DPR, gedung DPR, Jakarta Pusat, dikutip dari detik, Selasa, 22 November 2022.
Daryono mengatakan BMKG bisa mencatat gempa M 1,2 karena alat yang akurat. Dia mengatakan akurasi merupakan hal penting karena informasi gempa akan disebarkan ke masyarakat.
“Jadi 1,2 mampu kita analisis adalah prestasi gemilang BMKG di dalam memonitor gempa, karena semakin banyaknya alat yang kita pasang dan kita bisa memberikan informasi sedetail-detailnya terkait dengan aktivitas gempa yang terjadi,” ujar Daryono.
Lebih lanjut, melihat tren kekuatan gempa susulan yang terjadi, Daryono mengaku cukup tenang karena trennya semakin mengecil.
“Jadi, ini adalah besaran magnitudo yang kami plot menjadi sebuah diagram. Tampaknya ada trend aktivitas magnitudo-nya semakin melemah,” katanya.
Selain itu, hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa hingga pukul 07.30 WIB hari ini, tren frekuensi aktivitas gempa susulan juga semakin jarang.
“Nah ini lebih menarik lagi, frekuensinya kami kumpulkan tiap 6 jam, tiap 6 jam kita jumlah dan ternyata 6 jam pertama itu gempanya banyak sekali yakni 56 gempa. Lalu, 6 jam kedua 39 gempa, 6 jam ketiga 17 gempa, dan 6 jam terakhir 4 gempa,” pungkas Daryono.
Adapun, BMKG menilai tren penurunan frekuensi gempa itu sudah nyata dan ini menjadi pertanda bahwa tidak lama lagi kondisi akan aman kembali.(*)