Bogordaily.net– Jepang sedang dilanda inflasi. Akibatnya sejumlah harga barang dan jasa meroket dan membuat warga mengeluh bahkan harus berhemat.
Dilansir CNN Indonesia, lonjakan harga sesuai dengan data pemerintah Jepang yang dirilis baru-baru ini. Pihak berwenang melaporkan bahwa harga bahan pokok Jepang meningkat 3,6 persen pada Oktober dibandingkan satu tahun sebelumnya.
Bank Jepang (BOJ) menyebut inflasi negara itu naik selama 14 bulan berturut-turut dan angka pada Oktober telah melampaui kenaikan tiga persen di bulan sebelumnya.
Menurut perusahaan analisis Teikoku Databank Ltd, harga sekitar 6.700 barang sehari-hari naik di bulan Oktober. Sementara harga makanan naik rata-rata 5,9 persen, disusul listrik 20,9 persen, dan gas 26,8 persen.
Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda menjanjikan bank tetap berkomitmen pada kebijakan suku bunga terendah demi mendukung ekonomi negara dan mendorong kenaikan upah.
Ia juga yakin angka inflasi diperburuk oleh peningkatan harga energi dan yen yang melemah. Meski begitu ia percaya inflasi tak akan berlangsung lama.
Sementara itu sebuah studi pada Oktober lalu oleh Sumitomo Life Insurance Co. memaparkan 87 persen lebih dari total 5.005 responden mengaku kenaikan harga telah mempengaruhi pengeluaran mereka hingga tingkat tertentu. Hampir 73 persen responden mengaku mereka secara aktif berupaya memangkas pengeluaran rutin.
Kenaikan harga yang paling terasa masih menurut survei antara lain biaya makanan, tagihan listrik, serta biaya bahan bakar kendaraan.
Sebanyak 42,6 persen orang mengatakan telah menghabiskan lebih sedikit biaya untuk makanan dan lebih dari 36 persen orang mengaku telah mengurangi biaya untuk jalan-jalan dan rekreasi. Bahkan keluarga yang memiliki anak juga turut merasakan dampak inflasi yang mencekik.***
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV