Bogordaily.net – Hari kedua pada Kamis, 1 Desember 2022 aksi solidaritas kemanusiaan Komunitas Captiva Indonesia (KCI) dalam pendistribusian bantuan untuk korban gempa Cianjur, masih terus berjalan.
Sebelum menuju lokasi posko bencana, tim relawan KCI melakukan breefing dan doa bersama agar kegiatan berjalan dengan lancar. Tepat pukul 12.00 WIB, tim KCI dengan menggunakan mobil Chevrolet Captiva secara konvoi langsung menuju ke posko bencana di kawasan Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Tak lupa, relawan KCI juga menengok kondisi di salah satu desa tersebut yang terlihat sangat mengharukan. Bahkan penasihat Komunitas Captiva Indonesia, Haryanto Darmawan mengungkapkan, dirinya dan komunitas amat berduka dan merasakan kesedihan yang dirasakan para korban bencana gempa bumi itu.
“Kita sangat berduka. Kita bisa merasakan apa yang mereka rasakan dengan seketika terjadinya musibah itu, semua yang mereka punya hilang,” kata Haryanto Darmawan atau yang dikenal dengan panggilan Ary.
Kemudian, kata Ary yang menjadi perhatian kedepannya oleh Komunitas Captiva Indonesia yakni trauma healing terutama kepada anak-anak dibawah usia 10 tahun. Sebab, ia melihat secara langsung masyarakat khususnya anak-anak masih mengalami trauma akibat gempa beberapa waktu lalu.
“Ada korban jiwa, korban harta dan yang paling menjadi perhatian kami kedepan adalah trauma healing terhadap anak-anak dibawah usia 10 tahun kebawah,” pungkas Ary.
Dirinya pun berharap dengan bantuan yg diberikan oleh KCI ini dapat dimanfaatkan dan dipergunakan dengan baik. Pihaknya menyebut itu adalah bentuk kepedulian KCI kepada saudara di Cianjur.
“Saya berharap bantuan yang kita berikan itu dapat diterima dengan baik dan dipergunakan sebagai mana mestinya. Itu adalah bentuk kepedulian kita ke saudara-saudara yang terkena musibah, walaupun nilainya tidak seberapa,” paparnya kepada Bogordaily.net.
Menurutnya, pemerintah juga harus lebih memperhatikan recovery terkait kehancuran yang ditimbulkan, kendati memerlukan waktu yang panjang namun harus menjadi fokus utama.
(Mutia Dheza Cantika)