Bogordaily.net – Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM mengunjungi Pondok Pesantren Al-Muthmainnah di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu, 17 Desember 2022. Kunjungan ini sebagai langkah silaturahmi Keuskupan Bogor dengan para korban bencana gempa bumi Cianjur pada Senin, 21 November 2022 siang lalu.
Keuskupan Bogor hadir melayani para korban melalui Pos Layanan Kemanusiaan Paroki St. Petrus Cianjur sejak 22 November 2022. Gabriel Maing, OFM; Pemuda: Ketua Umum PP Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma, Ketua Pemuda Katolik Komda Jawa Barat Edi Silaban, Ketua Pemuda Katolik Komcab Cianjur Alfian Syukur, dan Koordinator Lapangan Pos Layanan Kemanusiaan St. Petrus Cianjur Dionisius Indarintoko, WKRI beserta jajaran pelatihan.
Tiba di Desa Sarampad pada pukul 09.45 WIB Uskup Bogor disambut hangat oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muthmainnah, H. Deden Abdurahman Zuhdi. Rombongan kemudian bergerak mengunjungi salah satu tenda yang digunakan oleh Tim Psikososial dari Pos Layanan Kemanusiaan St. Petrus Cianjur.
Dalam kesempatannya Uskup Bogor berinteraksi melakukan kegiatan trauma healing anak dengan bernyanyi bersama. Setelah selesai berinteraksi dengannya kemungkinan untuk meninjau lokasi pemulihan gempa di Desa Sarampad.
“Saya sungguh mau menyampaikan bahwa gereja tidak membiarkan Pak Haji dan masyarakat sendirian di sini menghadapi musibah ini. Musik ini dapat dikatakan sebagai musibah nasional, namun secara khusus kami juga ikut merasakannya dan mengurangi beban saudara yang mengurangi kemampuan kami,” ujar Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur.
Dengan kolaborasi, lanjut Uskup Bogor, Pemuda Katolik dan GP Ansor cita-cita itu bisa terwujud. Ada banyak bantuan dari berbagai pihak baik secara medis, material, maupun dukungan psikososial untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang menjadi korban gempa.
“Hal ini menjadi salah satu cara kita untuk mengesampingkan perbedaan dan mengendapkan umat manusia. Terima kasih kepada Kiyai Haji Deden karena telah mendorong kehangatan ini, terima kasih kepada semua pihak yang terlibat sehingga bisa melakukan karya kemanusiaan ini dengan keteraturan dan berguna bagi warga berpesta,” jelas Uskup Bogor dalam siaran pers yang diterima Bogordaily.net.
Sementara itu Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muthmainnah, H. Deden Abdurahman Zuhdi menyampaikan rasa terima kasih mewakili warga masyarakat atas partisipasi dan dukungan yang telah diberikan kepada masyarakat dan berharap bahwa kerja sama tersebut dapat terus berlanjut.
“Semoga kunjungan uskup beserta rombongan menjadi berkah bagi kami, semoga kunjungan ini menjadi berlanjut,” sambut Haji Deden.
Hari pertama, menurut Haji Deden, setelah gempa ada sekitar 7 warga yang meninggal dunia, terdapat 7 anak santri patah tulang.
“Hari kedua yang sakit tidak tahu banyak, setelah di periksa tim medis ada 200 lebih yang luka, bahkan ada nenek yang mendapatkan 10 jahitan yang diberikan layanan medis oleh rekan-rekan pos layanan bersama Pak Alfian,” jelasnya.
Ketum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma mengungkapkan kesedihan atas musibah yang terjadi dan setelah peristiwa gempa terjadi dirinya langsung meminta kepada Ketua Komda Jabar untuk bisa mendirikan pos kemanusiaan.
“Ada semangat untuk cepat bangkit. Puji Tuhan hal itu bisa dilakukan. Saya rasa dimana pun tempatnya semua sama gotong royong tanpa melihat satu dan hal lain ini sangat penting. Kehadiran kami disini sebagai wujud nyata gotong royong kita menghadapi situasi ini. Saya pikir komunikasi dan kerja sama ini akan terus dibina,” ujar Gusma.
Senada dengan hal tersebut, Pastor Paroki Gereja Katolik St. Petrus Cianjur, Romo Bonefasius Budiman, OFM menuturkan peristiwa kedukaan dan kesedihan yang ada di Cianjur juga merupakan kedukaan dan kesedihan bagi kita semua.
“Kami berkomitmen untuk hadir dan membantu saudara di sini. Kami bersyukur bahwa kami bisa berjalan bersama untuk mengatasi hal ini. Harapannya perjumpaan ini membuat hubungan kita semakin erat dan berjalan bersama,” ujar Romo Bone.
Pada kunjungan ini juga diserahkan bantuan secara simbolis berupa genset, kasur, paket sembako, dan pompa air. Bantuan ini diberikan secara langsung oleh Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur kepada Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muthimainnah.
Layanan di Desa Sarampad
Ketua Pemuda Katolik Cabang Cianjur, Alfian Syukur sekaligus Koordinator Divisi Asesmen menjelaskan total pos di Desa Sarampad sekitar 10 Pos dengan jumlah pengungsi lebih dari 800 jiwa korban berlindung dan sejak awal Pos Layanan Kemanusiaan St. Petrus Cianjur menghadirkan diri di pos-pos tersebut.
Hal itu diakui oleh Ketua Umum GP Ansor Cianjur, Ariful Holiq Zaelani bahwa sejak awal pelayanan Gereja Katolik melalui Pemuda Katolik telah berkoordinasi terkait titik-titik wilayah rekreasi yang membutuhkan bantuan.
“Alhamdulillah, sejak hari kedua kami bergerak bersama Pemuda Katolik. Ini adalah anugrah terbesar untuk saya bisa sesi dengan rombongan dan terima kasih kepada saudara-saudara semua yang telah membantu,” ujar Ketua PC GP Ansor Cianjur, Ariful Holiq Zaelani.
Sejak pertama kata Ariful Holiq Zaelani, wilayahnya sempat tak tersentuh oleh tim medis. Pada hari pertama ada sekitar 200 orang warga yang berkeringat yang bisa ditolong oleh tim medis dan tim medis bekerja larut sampai malam untuk melayani pasien.
“Saya baru merasa menjadi manusia sekarang karena sekarang ini baru benar-benar menyatu dengan semua kalangan dan bisa bermanfaat bagi sesama,” imbuhnya.
Layanan Kemanusiaan
Dalam prosesnya Pos Layanan Kemanusiaan St. Petrus Cianjur pada awal melaksanakan tanggapan melakukan pencarian dan pendataan korban meliputi dua unsur pendataan korban yaitu unsur umat dan masyarakat luas yang menyukainya. Pos Layanan di hari kedua, usai gempa membentuk tim asesmen sebanyak 8 tim yang turun ke daerah.
Untuk mempermudah kinerja pelayanan tanggap bencana ini, pengurus inti membuat beberapa divisi. Ada sembilan divisi yang dibentuk, yaitu: asesmen dan distribusi, medis, logistik, psikososial, media center, dapur umum, pengelolaan relawan, sekretariat, dan komunikasi. Kesembilan divisi ini dibentuk agar proses pelayanan terhadap warga terasa dapat lebih efektif.
Para korban gempa rata-rata mengalami masalah kesehatan infeksi saluran pernafasan (batuk, pilek, dan demam), maag, hipertensi, diare, diabetes melitus, suspek Covid-19, luka ringan akibat reruntuhan bangunan. Terdapat lebih dari 1.792 pasien terdata yang tertangani dari cakupan 10 Desa dan 3 Kecamatan.
Selama 22 November hingga 16 Desember 2022 Pos Layanan Kemanusiaan ini didukung oleh 286 orang relawan yang berasal dari 23 lembaga atau kelompok, yaitu OMK Paroki St. Petrus Cianjur, WKRI Paroki Cianjur, Pemuda Katolik, PMKRI Bandung, Unika Atmajaya Jakarta, RS. St Carolus, LDD Keuskupan Agung Jakarta, Puteri Kasih, Medisar Atma Jaya, Suster Fransiskan Sukabumi, Caritas Indonesia, Yayasan Kasih Bangsa Surabaya.
Ada pula relawan ORARI, Seminari Tinggi St. Petrus Paulus Bogor, Koalisi Perempuan Indonesia Garut, OSIS SMA Mardi Yuana, Perdakhi Jawa Barat, Gusdurian Peduli, relawan Paroki St. Petrus Cianjur, Unika Soegijapranata, BPBD Banjarnegara dan Bogor, relawan Paroki Banjarnegara, Universitas Parahyangan Bandung. Semua lembaga ini bersatu padu memberikan pelayanan dan pemulihan yang terbaik untuk para korban bencana.***