Bogordaily.net – Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) mengonfirmasi, sebanyak 28 anak di Kabupaten Tasikmalaya hingga Kota Bekasi keracunan setelah mengonsumsi chiki ngebul.
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jabar, Ryan Bayusantika Rustandi mengungkapkan, kasus tersebut diketahui terjadi di dua tempat yakni Kabupaten Tasikmalaya pada Selasa, 15 Desember 2022 dan Kota Bekasi pada Rabu 21 Desember 2022.
Melansir dari berbagai sumber, Sabtu 7 Januari 2023 di Kabupaten Tasikmalaya total ada 24 anak yang mengonsumsi ciki ngebul dan diduga mengalami keracunan dimana 16 anak tidak bergejala, 7 anak bergejala, dan 1 anak dilarikan ke rumah sakit.
“Jadi dari yang 24 (anak) itu, 7 di antaranya berubah gejalanya itu menjadi sakit perut dan pusing, itu diobservasi di Puskesmas,” terang Ryan.
Sedangkan, di Kota Bekasi sendiri tercatat ada 4 anak yang keracunan usai mengonsumsi cikbul. Dari angka tersebut, 1 anak dilarikan ke RS Haji Jakarta Selatan karena mengalami peradangan pada bagian dinding ususnya. Sedangkan 3 lainnya dinyatakan tidak bergejala.
“Di Jabar baru dua kabupaten dan kota yang melaporkan, yang pertama Kabupaten Tasikmalaya dan kedua Kota Bekasi, itu dari 27 kabupaten kota,” jelasnya.
Ryan juga mengatakan, anak-anak yang keracunan akibat mengonsumsi ciki ngebul rata-rata berusia 4 hingga 13 tahun atau berada pada jenjang TK hingga SMP. “Yang di Tasikmalaya, juga sama usianya kecil-kecil. Yang mengonsumsi ciki, yang paling tuanya ada 13 tahun, sisanya di bawah 10 tahun,” sebutnya.
Kejadian bermula sekitar pukul 19.00 WIB saat seorang anak berinisial A pergi ke pasar malam bersama dengan orang tua, kakak, dan dua temannya. Di sana, mereka lalu membeli chiki ngebul untuk dimakan di rumahnya. A disebut memakan chiki paling banyak dibanding kakak dan dua temannya.
“Setelah habis makanan chiki ngebul miliknya, A juga menghabiskan chiki ngebul punya temannya yang tinggal sedikit lagi,” tulis keterangan itu.
Sekira 15 menit setelah menghabiskan makanannya, A tiba-tiba menjerit kesakitan dan tersungkur sambil memegangi bagian perutnya. Sekitar pukul 20.00 WIB, keluarga yang panik kemudian membawa A ke bagian UGD di RS Haji Jakarta untuk mendapatkan penanganan dengan keluhan nyeri pada bagian perutnya.
Kemudian, sekitar pukul 20.15 WIB dilakukan berbagai proses penanganan di rumah sakit seperti pemeriksaan laboratorium hingga dioperasi. Sebelum dioperasi, A sempat menjalani puasa terlebih dahulu.
Operasi baru dilakukan pada tanggal 22 Desember 2022 sekitar pukul 07.30 WIB.
“Pasien dilakukan operasi,” tulis keterangan itu.
Setelah menjalani perawatan sekitar 5 hari dan tak ada lagi keluhan, A dipulangkan dari rumah sakit dengan diagnosis akhir Peritonitis Umum ec Perforasi Gaster.
Diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta rumah sakit dan Dinas Kesehatan (Dinkes) di kabupaten/kota untuk segera melapor jika menemukan kasus keracunan jajanan berasap nitrogen yang terkenal dengan sebutan ciki ngebul.
Surat imbauan tersebut tertuang dalam Surat Edaran nomor SR.01.07/III.5/154/2023 yang ditandatangani Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, drg Yuli Astuti Saripawan, M.Kes.(*)