Bogordaily.net– Bentrokan terjadi antara aparat dan demonstran di Peru. Aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan di Peru ini pun menelan korban jiwa. Dilaporkan 12 orang tewas saat berupaya menyerbu salah satu bandara di Kota Juliaca, Peru.
Dilansir dari CNN Indonesia, seorang pejabat di Rumah Sakit Calos Monge mengatakan mereka menemukan luka tembak di tubuh para demonstran yang tewas itu.
Dengan insiden terbaru ini, total 34 orang tewas dalam demonstrasi akibat krisis politik di Peru dalam beberapa bulan belakangan.
“Yang terjadi di Peru adalah orang saling bunuh. Saya meminta semuanya tenang,” ujar Wali Kota Juliaca, Oscar Caceres, dikutip AFP.
Sementara itu Peru terjerumus dalam konflik politik berkepanjangan dalam beberapa bulan terakhir. Belakangan, para demonstran meminta Presiden Dina Boluarte mundur.
Boluarte baru dilantik untuk menggantikan Pedro Castillo yang dimakzulkan pada 7 Desember lalu usai dilengserkan ketika berupaya membubarkan parlemen dan memerintah berdasarkan dekrit.
Aparat menahan Castillo ketika mantan presiden itu dalam perjalanan menuju kedutaan besar Meksiko untuk mencari suaka.
Usai Castillo lengser, Peru terus membara. Warga menuntut Boluarte mundur dan menggelar pemilu lebih cepat.
Peru seharusnya menggelar pemilu pada 2026 mendatang. Namun, untuk meredam amarah demonstran, Boluarte mengajukan percepatan pemilu menjadi 2024.
Para pengunjuk rasa pun mendesak pemilu digelar sesegera mungkin sehingga Boluarte kembali mengajukan usulan mempercepat pemilu menjadi Desember 2023.
Sebelumnya pada Rabu, 14 Desember 2022 lalu, Peru mendeklarasikan status darurat lantaran krisis politik di negara itu memicu kerusuhan berdarah.
Menteri Pertahanan Peru, Alberto Otarola, mengumumkan status darurat itu berlaku selama 30 hari.
Ia mengatakan bahwa status darurat diberlakukan karena “tindakan vandalisme dan kekerasan” hingga penutupan jalan di tengah kerusuhan.***
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV