Bogordaily.net– Angka stunting di Kota Bogor meningkat. Persoalan stunting pada balita ini memang menjadi perhatian khusus. Bahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menyebutkan angka stunting mengalami peningkatan.
Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno menjelaskan bahwa, ada 2 data yang menjadi acuan stunting mengalami peningkatan di Kota Hujan. Pertama data bulan penimbangan balita yang dilakukan setiap Februari sampai Agustus.
“Kedua data survey SSGI naik, tahun 2021 16,9 persen, tahun 2022 18,7 persen (angka stunting di Kota Bogor meningkat). Survey dilakukan secara sampling balita sebanyak 1700 sample,” kata Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno kepada Bogordaily.net, Kamis 9 Februari 2023.
Namun berdasarkan total balita di Kota Bogor, kata Retno, sebanyak 84.700 yang datang ditimbang berjumlah 72.700 atau 85 persen.
Baca Juga: Apa Itu Stunting? Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya
Baca Juga: Dinkes Kota Bogor Ajak Warga Imunisasi Anak
Jika dibandingkan dengan tahun 2021 stunting turun dari 5,3 persen menjadi 3,25 persen untuk 2022.
“Data kita terakhir tahun 2022, dibandingkan 2021 sebenarnya kita turun. 2021 kita 5,3 persen, di 2022 per agustus kemarin kita 3,25 persen, karena kita melakukan bulan penimbangan bayi jadi by name by address,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menekankan kepada semua pihak untuk aktivasi tim pendamping keluarga. Selain itu, ia juga mendorong kelembagaan posyandu agar betul-betul aktif, sehingga stunting di Kota Hujan tidak terus meningkat.
Oran nomor satu di Kota Bogor tersebut juga meminta agar menjadikan posyandu sebagai garda terdepan untuk stunting dan ketahanan keluarga, khususnya di wilayah masing-masing.
“Sosialisasi deteksi dan pencegahan pernikahan dini, PKH harus jelas dan evaluasi validasi data. Urban farming lebih dimaksimalkan agar bisa menjadi solusi sebagai sumber makanan bergizi,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya.
Kemudian, kata Bima, aktivasi Dasawisma dipastikan dan angkanya harus realistis. Konsep sosialisasi dan edukasi yang tepat serta mudah dimengerti warga serta kolaborasi dengan organisasi profesi maupun korporasi dapat dilakukan guna membantu memberikan edukasi serta pembinaan bagi masyarakat.
“Dari seluruh pencegahan stunting ada satu yang paling menentukan. Berdasarkan persentase strategi dan upaya yang dilakukan dalam percepatan,” tutup Bima.(Muhammad Irfan Ramadan)