Friday, 22 November 2024
HomeEkonomiKoperasi Mino Saroyo Hubungkan 14 Unit Usaha Secara Digital

Koperasi Mino Saroyo Hubungkan 14 Unit Usaha Secara Digital

Bogordaily.net–  Koperasi Mino Saroyo di Cilacap Jawa Tengah menjadi salah satu model koperasi modern yang telah ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM).

Penetapan model koperasi modern ini merupakan rangkaian tahapan yang dilakukan oleh KemenKopUKM dalam mencapai target 500 koperasi modern pada 2024.

Ketua Koperasi Perikanan Mino Saroyo Untung Jayanto mengatakan setelah menjadi salah satu model koperasi modern, koperasinya mengalami berbagai transformasi dari berbagai aspek, di antaranya digitalisasi yang menghubungkan 14 unit usaha Koperasi Mino Saroyo. Salah satu proses digitalisasi yang dinilai sangat berhasil, yakni usaha Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

“Semua unit usaha kami sudah online dengan digitalisasi. Lewat digitalisasi sangat menguntungkan, salah satunya kami dapat dengan cepat melakukan proses bongkar muat kapal di TPI hingga sampai proses penjualannya,” kata Untung dalam keterangannya, Jakarta, Kamis, 2 Maret 2023.

Untung menjelaskan, saat kapal nelayan tiba di pelabuhan tempat pelelangan ikan, ikan hasil tangkapan langsung dibongkar dari kapal, dan disusun dalam per jenis ikan, selanjutnya ditimbang dan langsung dilakukan lelang. Dalam proses inilah, sistem digitalisasi berjalan. Pencatatan jenis ikan, volume, dan pembelian dengan mudah dan cepat dilakukan.

Koperasi Mino Saroyo

“Seperti berbelanja di supermarket, datanya direkam sangat cepat dan struk belanjanya segera didapat oleh nelayan, buyer, dan TPI.  Proses bongkar juga berjalan cepat. Dulu sebelum pakai sistem digital, seluruh pencatatannya secara manual. Bayangkan lamanya mencatat itu semua. Nelayan pun sangat senang memakai aplikasi ini,” kata Untung.

Digitalisasi diakuinya menjadikan proses lelang sangat efisien, hal itu membantu penanganan kualitas ikan lebih terjaga karena pengiriman ikan ke cold storage lebih cepat. Dengan sistem aplikasi ini juga, seluruh transaksi anggota tercatat secara real time, misalnya setiap transaksi nelayan di TPI, langsung dapat dipotong 1 persen ke dalam simpanan nelayan di koperasi. Simpanan tersebut akan dicairkan setiap 15 hari sebelum hari raya.

“Seluruh aktivitas anggota dapat diketahui secara real time di aplikasi,” kata Untung.

Untung mengatakan, dalam membangun sistem digitalisasi, Koperasi Mino Saroyo mendapat pendampingan dari KemenKopUKM. Bahkan lewat aplikasi ini, KemenkopUKM dapat mengetahui profil koperasi Mino Saroyo, termasuk berapa omzet koperasi.

Koperasi Mino Saroyo

Lebih lanjut, menurut Untung, koperasi tersebut juga tengah merancang untuk melakukan digitalisasi anggota koperasi. Hal itu ditujukan agar anggota koperasi yang berjumlah 8441 orang tergabung dalam sebuah sistem database.

“Kami juga sedang merencanakan membuat kartu anggota elektronik, sehingga mudah membaca aktivitas usaha anggota, mulai dari kebutuhan penggunaan BBM, produksi, dan sebagainya,” kata Untung.

Pendataan ini ditargetkan dapat selesai dalam tahun ini dengan demikian, sistem digitalisasi di koperasi tersebut menjadi lengkap baik dari sisi usaha maupun keanggotaan.

Koperasi Mino Saroyo memiliki 14 unit usaha antara lain, 8 unit TPI, 7 unit SPDN, Warung Serba Ada, Unit Simpan Pinjam, Unit Cold Storage, dan lainnya. Anggota koperasi Mino Saroyo diantaranya adalah para nelayan dan pemilik kapal.

Khusus untuk SPDN, digitalisasi menggunakan sistem yang dibangun oleh Pertamina, yakni My Pertamina. Namun, pendataan tersebut tetap terhubung dengan aplikasi yang dimiliki oleh Koperasi Mino Saroyo.

Koperasi Mino Saroyo berhasil mencapai tangkapan ikan sebanyak 11,8 juta pada 2022, meningkat dari tahun 2021 yang mencapai 8 juta kg ikan. Mino Saroyo juga mencatatkan volume usaha sebesar Rp263 miliar pada 2022, naik dari tahun 2021 yang besarnya Rp232 miliar.

Program modernisasi koperasi merupakan agenda prioritas 2020 – 2024 Kementerian Koperasi dan UKM 2020-2024. Proses modernisasi terbagi menjadi empat tahap, yakni fase pemodelan, replikasi, fase masifikasi, dan pemantapan, serta pengembangan lanjutan.

Ada enam pendekatan sebagai indikator koperasi modern, yaitu terhubung dengan offtaker, manajemen bisnis (professional), akses pemasaran, akses pembiayaan, adopsi teknologi dan informasi, serta membangun ekosistem.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here