Bogordaily.net–  Tradisi tabuh bedug di bulan Ramadan masih dilakukan oleh masyarakat di Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Bahkan aktivitas ini sudah menjadi rutinitas sehabis salat tarawih.
Ahmad Tartusi selaku tokoh masyarakat sekaligus koordinator tabuh bedug di Masjid Al Husna, RT 04 RW 02 Kampung Leuwiranji, Desa Sukamulya menjelaskan tentang tradisi tabeh bedug.
“Ini tradisi turun temurun dan tujuannya untuk menjaga silaturahmi serta ucap syukur menjalani ibadah di bulan puasa,” ujar Ahmad Tartusi.
Ia mengatakan, kegiatan tabuh bedug biasa di lakukan setelah selesai melaksanakan salat tarawih hingga pukul 22.00 WIB. Tradisi ini dipertahankan untuk menjaga budaya atau kearifan lokal masyarakat.
Baca Juga: Sadis, Ini Cara Perampok Bunuh Sopir Taksi Online di Tol Jagorawi
“Puncak acara tabuh bedug dilakukan saat malam takbiran. Karena ada tim dari semua RT di RW 4 yang datang ke masjid untuk menabuh bedug guna menyambut datangnya hari raya Idulfitri,” ungkapnya.
Ketua Ikatan Pemuda Leuwiranji (IPL) Endang Bahri Komara mengatakan, kegiatan tersebut sudah turun temurun dari generasi ke generasi. Hal itu dilakukan untuk merawat budaya sehingga tidak hilang ditelan zaman.
“Tabuh bedug ini juga sekaligus sarana olahraga di bulan Ramadan. Ada beberapa bedug yang dipakai khusus di dalam kegiatan ini,” kata Endang.
Ia menambahkan untuk bahan bedug dibuat secara khusus dari kayu waru agar tidak mudah patah. Tak hanya itu kulit bedug menggunakan lembu (sapi) sehingga tidak mudah robek atau rusak.
“Untuk pembuatan bedug dan merawat tradisi ini, kami selalu meminta arahan dari Kyai Haji Wahid sebagai sesepuh di kampung ini dan piawai membuat bedug yang berkualitas,” katanya. (Ruslan)