Sunday, 24 November 2024
HomeKota BogorAksi GEULIS Dinkes Kota Bogor: Percepatan Eliminasi Tuberkulosis untuk Mewujudkan Kota Bogor...

Aksi GEULIS Dinkes Kota Bogor: Percepatan Eliminasi Tuberkulosis untuk Mewujudkan Kota Bogor Sehat

Bogordaily.net – Dinkes Kota Bogor terus bergerak untuk menekan dan mengeliminasi Tuberkulosis di Kota Bogor, salah satunya dengan gerakan Aksi Geulis.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno, MARS mengatakan, Salah satu arahan program prioritas yang penting bagi Reformasi Birokrasi Tematik Presiden adalah penguatan tata kelola birokrasi, yang merespons dan mengawal hal-hal mendesak untuk mengurangi risiko yang berdampak serius bagi masyarakat.

Aksi GEULIS Dinkes Kota Bogor: Percepatan Eliminasi Tuberkulosis untuk Mewujudkan Kota Bogor Sehat

Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2021 tentang Strategi Penanggulangan TBC di Indonesia.

Presiden bertujuan untuk mencapai Eliminasi TBC pada tahun 2030, dengan menurunkan angka insidensi TBC menjadi 65/100.000 penduduk, dan angka kematian akibat TBC menjadi 6/100.000 penduduk.

Komitmen Presiden dalam penanggulangan TBC ini terkait dengan fakta bahwa TBC masih menjadi masalah kesehatan global hingga saat ini.

“TBC merupakan penyakit menular paling mematikan setelah Covid-19 di seluruh dunia, dan merupakan penyebab kematian utama nomor tiga di seluruh dunia,” jelasnya.

Menurutnya, estimasi jumlah orang yang terdiagnosis TBC secara global pada tahun 2021 mencapai 10,6 juta kasus. Sekitar 9,4 juta (89%) penderita TBC adalah orang dewasa, sedangkan 1,2 juta (11%) adalah anak-anak (World Health Organization, Laporan TBC Global, 2022).

Jumlah kasus TBC di Indonesia, sambungnya, terus meningkat setiap tahunnya, dan saat ini berada pada peringkat kedua dengan jumlah kasus TBC tertinggi di dunia setelah India, diikuti oleh China.

Pada tahun 2022, diperkirakan terdapat sekitar 969.000 kasus TBC di Indonesia (satu orang setiap 33 detik).

Angka ini naik sebesar 17% dibandingkan tahun 2021, di mana terdapat 824.000 kasus. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penderita Tuberkulosis tertinggi di Indonesia.

Pada tahun 2022, jumlah kasus TBC yang ditemukan mencapai 148.737 kasus atau 110% dari estimasi kasus TB.

Dari tahun 2011 hingga 2022, terlihat adanya peningkatan penemuan kasus TBC di Provinsi Jawa Barat, kecuali pada tahun 2020 dan 2021 saat terjadi Pandemi Covid-19.

Pada tahun 2023 hingga bulan Juni, di Kota Bogor terdapat 3.981 kasus TBC (51%), dengan tingkat keberhasilan pengobatan pada kasus TBC tahun 2022 sebesar 712 kasus sembuh dan 3.667 kasus pengobatan lengkap (56%).

Salah satu permasalahan yang masih menjadi perhatian di Indonesia, khususnya di Kota Bogor, adalah peningkatan penyakit menular berbasis lingkungan, terutama penyakit TBC.

“Pada tahun 2022, angka penemuan kasus TBC di Kota Bogor meningkat hampir 200% dari estimasi, kasus TBC yang resisten terhadap obat juga meningkat, dan kasus TBC pada anak meningkat sebesar 300%, namun tingkat keberhasilan pengobatan TBC pada tahun 2022 (kasus TBC tahun 2021) masih rendah, yaitu 71,7% dari target 90%,” katanya.

Berdasarkan analisis terhadap penyebab masalah ini, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, yaitu kurangnya dukungan dan komitmen yang kuat dari Pemerintah Daerah Kota Bogor, kurangnya akses layanan kesehatan yang berkualitas, tidak adanya Rumah Sakit Rujukan TBC, kurangnya upaya kesehatan dalam penanggulangan TBC, kurangnya pemanfaatan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang penanggulangan TBC, kurangnya partisipasi masyarakat, pemangku kepentingan, dan sektor-sektor terkait, serta kurang optimalnya manajemen program TBC.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai Eliminasi TBC, terutama di Kota Bogor, adalah dengan mengimplementasikan inovasi Aksi GEULIS, yaitu Aksi Gerakan Eliminasi Tuberkulosis secara terpadu yang melibatkan para pemangku kepentingan dengan memanfaatkan sistem informasi dan digitalisasi, termasuk aplikasi pemetaan penderita TBC, yang dapat membantu pelacakan, pemantauan, dan intervensi terhadap penderita TBC. Proyek perubahan inovatif Aksi GEULIS ini memiliki 5 output, yaitu:

  1. Terbentuknya Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Tuberkulosis.
  2. Terbentuknya Tim Percepatan Eliminasi Tuberkulosis.
  3. Terbentuknya aplikasi SI GEULIS (Sistem Informasi Eliminasi Tuberkulosis), yaitu aplikasi yang berisi pemetaan penderita Tuberkulosis yang dapat diakses oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan para pemangku kepentingan terkait untuk melakukan intervensi dan penanganan Tuberkulosis.
  4. Terbentuknya Pilot Project RW Siaga TBC.
  5. Terbentuknya Rumah Sakit Rujukan TB RO.

Indikator hasil atau dampak dari kegiatan Aksi GEULIS adalah sebagai berikut:

  1. Penurunan insidensi Tuberkulosis menjadi di bawah 354/100.000 penduduk.
  2. Penurunan angka kematian akibat TBC menjadi di bawah 6/100.000 penduduk.
  3. Penurunan insidensi TBC pada anak di bawah 10%.
  4. Penurunan kasus TBC resisten obat.
  5. Peningkatan tingkat keberhasilan pengobatan TBC menjadi 90%.
  6. Peningkatan tingkat keberhasilan pengobatan TBC RO menjadi 80%.

Ia menuturkan, peluncuran Aksi GEULIS dan aplikasi SI GEULIS telah dilaksanakan pada hari Kamis, 7 Juli 2023, di Paseban Sri Baduga Balaikota Bogor.

Aksi GEULIS Dinkes Kota Bogor: Percepatan Eliminasi Tuberkulosis untuk Mewujudkan Kota Bogor Sehat

Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Walikota Bogor, Komisi IV DPRD Kota Bogor, Kementerian Kesehatan RI, serta dihadiri peserta dari OPD terkait, camat, lurah, organisasi profesi kesehatan, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan (RS, puskesmas, klinik), dan NGO yang bergerak dalam penanggulangan TBC.

“Proyek Perubahan ini memberikan nilai tambah dengan mendukung Reformasi Birokrasi Tematik, yaitu melalui digitalisasi sektor publik, serta program prioritas aktual Presiden berupa penurunan kasus TBC dan angka stunting pada anak di Kota Bogor, sehingga mendorong terwujudnya Kota Bogor yang sehat,” pungkasnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here