Friday, 9 May 2025
HomeEkonomiDorong Ekonomi Kerakyatan, Kredit Mikro BRI Tumbuh 11,47%

Dorong Ekonomi Kerakyatan, Kredit Mikro BRI Tumbuh 11,47%

Bogordaily.net– Dorong ekonomi kerakyatan untuk memberi makna Indonesia, kredit Mikro Tumbuh sebesar 11,47%.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau merupakan bank yang memiliki concern terhadap pemberdayaan UMKM di Indonesia.

secara berkelanjutan mendorong ekonomi kerakyatan, salah satunya ditunjukkan dari pertumbuhan kredit mikro perseroan yang mencapai sebesar 11.47% pada semester I 2023.

Seperti diketahui, perseroan telah mempublikasikan kinerja paruh pertama tahun ini dengan penyaluran kredit secara konsolidasi mencapai Rp1.202,13 triliun.

Angka tersebut naik 9,17% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan kredit tersebut tumbuh di atas rata-rata industri perbankan yang sebesar 7,8% yoy.

Adapun segmen mikro termasuk ultra mikro di dalamnya tercatat tumbuh 11,41% yoy, menjadi Rp 577,94 triliun. Dengan demikian kredit mikro berkontribusi 48,08% terhadap total penyaluran kredit .

Selaras dengan Kondisi Industri

Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan bahwa kinerja itu selaras dengan kondisi industri. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit UMKM tumbuh 7,3% yoy menjadi Rp1.308,9 triliun.

“Yang paling mendorong tentu saja segmen kredit mikro dan ultra mikro sangat besar,” kata Nailul, belum lama ini.

Kredit mikro diakuinya menguat seiring dengan adanya Holding Ultra Mikro (UMi) yang hadir sejak September 2021.

menjadi induk dan beranggotakan Pegadaian serta Permodalan Nasional Madani (PNM). Holding UMi ditetapkan sebagai sumber pertumbuhan baru di masa depan bagi perseroan.

Hal itu pun sudah terbukti. Per Juni 2023, sebanyak 18,75% kredit Ultra Mikro merupakan sumbangsih kedua entitas perusahaan anak tersebut.

Pada periode yang sama jumlah peminjam kredit ultra mikro naik 10,4% yoy, sedangkan kredit mikro naik 3,7% yoy.

Kredit Mikro Naik 

Kredit mikro yang mengalami kenaikan signifikan adalah Kupedes yang tumbuh 43% yoy menjadi Rp 182,8 triliun.

Nailul menjelaskan, segmen mikro dan ultra mikro lebih mampu bertahan di era suku bunga tinggi. Sedangkan segmen kecil serta menengah terbilang sensitif terhadap suku bunga acuan.

Menurut Nailul, UMKM skala kecil dan menengah masih membutuhkan waktu untuk pulih. Setelah pandemi Covid-19 terkendali, kedua sektor ini terkena imbas dari ketidakpastian ekonomi global.

Di sisi lain Direktur Bisnis Mikro Supari mengatakan keberhasilan bisnis mikro BRI tak lepas dari pemberdayaan yang secara kontinyu dilakukan.

“Konsistensi pertumbuhan yang berkelanjutan bisnis mikro tidak terlepas dari kebijakan BRI yang mengedepankan pemberdayaan kepada kelompok usaha mikro,” kata Supari.

Sejak tahun 2019, menurutnya BRI telah mengembangkan kerangka kerja pemberdayaan yang berbasis offline maupun online dalam rangka mempercepat UMKM naik kelas secara literasi.

Kerangka pemberdayaan yang dimiliki oleh BRI tersebut mampu mengakselerasi UMKM naik kelas melalui kemudahan akses layanan kepada 36 juta nasabah pinjaman dari ekosistem ultra mikro.

Pemberdayaan yang dilakukan semakin powerfull dengan resources yang dimiliki BRI berupa jaringan outlet, yakni 1.013 kantor, dimana terdapat 3 layanan entitas ultra mikro didalamnya.

Selain itu, BRI telah mengintegrasikan sistem human capital, sehingga saat ini terdapat 66 ribu relationship manager yang mampu menjangkau segmen ultra mikro.

Menurut Supari, dalam proses operasionalnya, BRI juga telah memanfaatkan teknologi dalam rangka memperbaiki business process sehingga para tenaga pemasar 3 entitas menggunakan satu platform layanan. Sehingga semakin fleksibel dan dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here