Monday, 25 November 2024
HomeOpiniOmiyage, Bentuk dari Ungkapan Perasaan Masyarakat Jepang

Omiyage, Bentuk dari Ungkapan Perasaan Masyarakat Jepang

Bogordaily.net Oleh-oleh merupakan sebuah hadiah yang biasa dijumpai di mana pun. Di Indonesia, terdapat budaya yang membuat kita harus membawa oleh-oleh untuk diberikan kepada rekan, kerabat, ataupun keluarga, ketika kita telah mengunjungi suatu tempat. Begitu pula dengan di Jepang.

Jepang memiliki sebuah tradisi untuk memberikan sebuah barang ataupun makanan guna mengekspresikan perasaan seperti ucapan terima kasih atas dukungan, kerjasama, ataupun bantuan yang telah diberikan oleh seseorang kepada kita. Omiyage memiliki makna yang sangat berharga terlebih lagi dalam dunia sosial.

Omiyage merupakan simbol dari rasa kehormatan dan kepedulian terhadap sesama karena memberikan hadiah kepada seseorang merupakan wujud dari rasa syukur kepada orang tersebut. Omiyage ini salah satu bentuk dari kesopanan dan keramahan yang menjadi inti dalam hubungan sosial di masyarakat Jepang.

Asal-usul Omiyage ini memang sulit untuk diketahui karena tradisi ini sudah dilakukan oleh masyarakat Jepang selama berabad-abad lamanya. Namun, pada era terdahulu, ada banyak pedagang, pengunjung, dan wisatawan Jepang yang suka memberikan oleh-oleh kepada rekan kerja, teman, atau keluarga sebagai bukti dari perjalanan mereka.

Salah satu titik awal perkembangan tradisi ini adalah ketika zaman Edo (1603-1868), praktik omiyage berkembang pada periode ini, terutama di kota-kota besar seperti Edo (sekarang Tokyo), banyak jenis Omiyage yang mulai diproduksi dan dijual secara komersial.

Pedagang dan pengrajin lokal membuat produk khusus untuk wisatawan, yang kemudian menjadi oleh-oleh yang terkenal. Perkembangan transportasi yang lebih baik, seperti jalan raya dan sistem transportasi laut, juga membantu tumbuhnya praktik Omiyage dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bepergian dan membawa oleh-oleh, oleh-oleh dari tempat yang jauh.

Selama periode Meiji (1868-1912) dan seterusnya, seiring dengan modernisasi Jepang, praktik Omiyage terus berkembang dan menjadi lebih populer. Industri pariwisata yang berkembang pesat memainkan peran penting dalam mempopulerkan Omiyage, dengan bermunculannya toko-toko souvenir di destinasi wisata yang ramai dikunjungi.

Seiring berjalannya waktu, Omiyage menjadi lebih dari sekedar benda fisik dan menjadi simbol kekayaan lokal dan budaya unik daerah tersebut. Dalam konteks modern, Omiyage terus menjadi bagian dari pengalaman perjalanan Jepang.

Industri Omiyage berkembang pesat dan mencakup berbagai macam produk mulai dari makanan dan kerajinan hingga produk elektronik kecil. Meskipun teknologi telah mengubah cara kita berbelanja, nilai-nilai Omiyage tradisional  seperti menghormati dan peduli terhadap orang lain tetap menjadi landasan praktiknya.

Sejarah Omiyage mencerminkan perubahan budaya, ekonomi, dan sosial di Jepang, menjadikannya  bagian penting dari warisan budaya Jepang yang terus berkembang hingga saat ini.

Omiyage memiliki terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan bentuk ungkapan pemberiannya. Jenis-jenisnya  meliputi Oiwai, Omimai, dan Orei. Omiyage Oiwai adalah istilah Jepang yang mengacu pada oleh-oleh yang dibawa pulang oleh para orang-orang yang menghadiri pesta atau perayaan.

Dalam konteks ini “Omiyage” mengacu pada hadiah atau cenderamata yang diberikan sebagai tanda penghargaan dari tamu yang datang, sedangkan “Oiwai” berarti acara atau pesta yang meriah. Tradisi Omiyage Oiwai mencerminkan kuatnya budaya keramahtamahan dan kesopanan  dalam masyarakat Jepang.

Ketika seseorang diundang ke sebuah pesta pernikahan, ulang tahun atau acara penting lainnya, tidak jarang para tamu membawa oleh-oleh sebagai tanda bahwa mereka ikut bahagia atas perayaan tersebut.

Omiyage Oiwai tidak hanya mencakup makanan atau barang fisik, tetapi juga dapat mencakup dekorasi, karangan bunga, atau hadiah lainnya yang dipilih dengan cermat sesuai selera tuan rumah atau penerimanya. Makna Omiyage Oiwai tidak hanya terletak pada nilai materi dari hadiah tersebut, tetapi pada makna emosional dan simbolis di baliknya.

Memberikan hadiah kepada tuan rumah atau tamu merupakan salah satu cara untuk menunjukkan rasa hormat, penghargaan dan keinginan untuk membangun hubungan yang baik. Di sisi lain, menerima Omiyage Oiwai merupakan tanda penghormatan terhadap tamu dan  hubungan  baik  kedua belah pihak.

Tradisi Omiyage Oiwai menekankan pentingnya interaksi sosial yang terbuka dan penuh hormat dalam budaya Jepang. Oleh karena itu, ketika menghadiri acara meriah di Jepang, membawa oleh-oleh  adalah cara yang baik untuk merayakan acara tersebut dan mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tuan rumah atau penyelenggara.

Kemudian, terdapat jenis Omiyage Omimai, merupakan kebiasaan di Jepang untuk memberikan hadiah atau cenderamata kepada kolega, teman atau keluarga ketika dirawat di rumah sakit sebagai  penghargaan atau dukungan moral atas kemampuannya bertahan selama sakit.

Ketika seseorang dirawat di rumah sakit atau menerima perawatan  serius, masyarakat Jepang memiliki kesadaran sosial yang kuat untuk memberikan dukungan kepada orang-orang terkasih.

Oleh karena itu, orang yang dirawat di rumah sakit seringkali dibawakan oleh-oleh kecil, seperti permen, coklat, atau oleh-oleh daerah, yang nantinya oleh-oleh tersebut dapat dinikmati bersama dengan mrmbagikannya kepada rekan ataupun keluarga. Tujuan berbagi oleh-oleh ini juga untuk memberikan rasa hormat kepada orang-orang yang telah memberikan dukungan moral di masa sulit dalam berjuang untuk sembuh.

Selain itu, praktik ini juga mencerminkan norma etika dan sosial  budaya Jepang yang menghargai kerja sama dan tolong menolong antar sesama. Meskipun pemberian Omiyage saat memasuki rumah sakit tidak bersifat wajib. Namun, secara umum hal tersebut dianggap sebagai tindakan sopan dan hormat yang mencerminkan kebersamaan dan rasa syukur dalam  situasi sulit seperti perawatan medis.

Selanjutnya, Omiyage Orei di Jepang adalah praktik memberikan oleh-oleh atau souvenir kepada kerabat atau saudara sebagai tanda terima kasih. Istilah “Omiyage” mengacu pada suvenir atau hadiah yang dibawa dari tempat perjalanan atau kunjungan, sementara “Orei” berarti rasa terima kasih atau penghormatan.

Memberikan Omiyage Orei adalah cara yang umum digunakan untuk mengekspresikan rasa terima kasih, penghargaan, atau kerendahan hati. Omiyage biasanya berupa produk lokal khas daerah yang baru dikunjungi, seperti permen, makanan khas, atau barang kerajinan tangan.

Pilihan Omiyage sering dipilih dengan cermat, mencerminkan selera atau kebutuhan penerima dan menunjukkan upaya dalam memilih hadiah yang sesuai. Praktik ini mencerminkan nilai-nilai sosial penting dalam budaya Jepang, termasuk kerendahan hati, rasa hormat, dan kepedulian terhadap hubungan sosial.

Memberikan Omiyage Orei adalah cara untuk mengukuhkan ikatan keluarga atau hubungan antarmanusia, dan juga bertindak sebagai bentuk apresiasi terhadap keramahan dan dukungan yang diterima.

Oleh karena itu, Omiyage Orei tidak hanya sekadar souvenir fisik, tetapi juga membawa makna emosional yang mendalam. Ini adalah cara yang sangat dihormati dalam budaya Jepang untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada orang lain dan memperkuat hubungan interpersonal.

Terdapat keunikan dari ketiga Omiyage tersebut. Dalam praktik pemberiannya, ada tiga jenis pita yang berbeda dan memiliki makna masing-masing tergantung jenis Omiyage. Jenis pertama yakni simpul Hanamusubi (花結び), yaitu seni Jepang mengikat simpul bunga.

Dalam tradisi ini, simpul dibentuk menjadi bunga-bunga indah yang sering digunakan dalam kelulusan, upacara minum teh, atau festival. Hanamusubi tidak hanya memiliki nilai estetis, tetapi juga memiliki makna simbolis, sering dianggap sebagai tanda kebahagiaan, keberuntungan, dan hubungan antarmanusia yang harmonis.

Simpul ini biasa digunakan untuk Omiyage Oiwai karena memiliki arti semoga kebahagiaan terus mengalir dan tiada henti. Jenis kedua yakni simpul Musubikiri (結び切り), yakni tradisi khas untuk menandai berakhirnya perpisahan atau hubungan.

Dalam konteks ini, simpul diikat erat lalu dipotong, menandakan berakhirnya sesuatu seperti hubungan cinta atau persahabatan. Simbolisme ini mencerminkan tekad dan kemauan untuk move on dari masa lalu. Akan tetapi biasanya simpul ini juga digunakan untuk Omiyage Omimai yang memiliki makna agar penyakit atau masa sulit yang dialami saat ini terputus dan berpisah.

Kemudian ada jenis simpul Awaji Musubi (淡路結び), simpul tradisional Jepang yang berasal dari Pulau Awaji. Simpul ini memiliki bentuk yang rumit dan indah dan sering digunakan pada pakaian tradisional Jepang seperti kimono.

Awaji Musubi menggunakan teknik pengikatan yang rumit dan sering dihargai karena keindahannya. Biasanya simpul ini digunakan untuk pernikahan, yang memiliki makna mendalam yang mengandung harapan agar hubungan tersebut langgeng dan harmonis kedepannya serta tidak mudah putus.

Jepang memiliki makna tersendiri dalam menjalin hubungan melalui oleh-oleh tergantung kondisinya. Hal itu bahkan terlihat dari pita oleh-oleh yang kita Terima dari seseorang.

Hal ini menggambarkan kehidupan sosial sangatlah bermakna dan perlu bagi kita untuk senantiasa menjaga keharmonisan hubungan dengan rekan kerja, teman, ataupun keluarga dengan memberikan penghargaan mereka dalam bentuk ungkapan hadiah. Ini bisa membuat hubungan menjadi baik karena siapapun pasti akan merasa spesial apabila mendapatkan hadiah dari seseorang.***

Penulis: Nada Alifia Susandi

Mahasiswi Program Studi Kejepangan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here