Bogordaily.net – Museum Prasasti Jakarta bukan sekedar museum, tempat wisata sejarah ini memiliki jejak yang sangat panjang.
Museum ini juga dikenal sebagai pemakaman modern tertua di dunia.
Pada tahun 1795, sebuah makam Belanda berdiri tegak di Jakarta, menjadi saksi bisu perjalanan waktu.
Museum Prasasti Jakarta, adalah sebuah peninggalan zaman, sekaligus sebagai pemakaman modern tertua di seluruh dunia.
Keberadaannya melampaui situs sejarah seperti Fort Canning Park di Singapura (1926), Gore Hill Cemetery di Sydney (1868), La Chaise Cemetery di Paris (1803), Mount Auburn Cemetery di Cambridge (1831), dan Arlington National Cemetery di Washington DC (1864).
Tempat Wisata Sejarah Museum Prasasti Jakarta: Transformasi Dari Makam ke Museum
Pada tahun 1975, Gubernur Ali Sadikin mengubah Museum Prasasti Jakarta. Dengan tangan bijaknya, museum ini ditutup.
Jenazah yang pernah bersemayam di sini dipindahkan, beberapa bahkan diantar pulang ke tanah airnya, Belanda.
Memori di Setiap Kuburan
Dari 5,9 hektar lahan asli, hanya 1,3 hektar yang bertahan. Sebagian lahan ini diberdayakan menjadi kantor Balaikota Jakarta, sementara sisanya diabaikan begitu saja.
Peninggalan berupa prasasti-prasasti yang tak lagi terpasang, berserakan di kawasan ini.
Tempat Persemayaman Tokoh-tokoh Bersejarah
Mengelilingi museum, terdapat peti bekas yang menampung kenangan para pemimpin besar Indonesia.
Di tengah-tengahnya, terletak peti jenazah Presiden Soekarno dan Wakil Presiden M Hatta, sebagai penghormatan bagi para pendiri bangsa.
Tak jauh dari situ, ada juga sisa-sisa prasasti sejarah seorang aktivis demontrasi yang terkenal, Soe Hok Gie, yang semangatnya terus menggelora dalam ingatan kita.
Museum Prasasti Jakarta, meski berubah wujud dari makam ke museum, tetap menjadi petanda sejarah hidup bagi kota Jakarta.
Tidak hanya tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga saksi bisu perjalanan panjang peradaban yang terus bermetamorfosis.
Video detil Museum Prasasti Jakarta bisa dilihat di akun Instagram @pinotjohnny.***