Bogordaily.net – Tugu Triangulasi Basisnet Primer (P116) Semplak, Bogor merupakan saksi penting sejarah Topografi Indonesia.
Banyak orang berlalu begitu saja ketika melintas di Jalan Semplak, Bogor Barat tanpa sadar kalau di sana masih berdiri kokoh sebuah tugu zaman Belanda yang sangat penting bagi sejarah Topografi Indonesia.
Tugu tersebut adalah Tugu Triangulasi. Tugu ini berfungsi sebagai penanda keberadaan Titik Triangulasi, jadi antara Titik Triangulasi dan Tugu Triangulasi adalah ibarat seperti nyawa dan badan kita. Titik sebagai nyawanya, dan tugu sebagai badan kita.
Titik Triangulasi adalah dasar pemetaan, artinya titik ini berfungsi untuk menjadi koordinat saat dilakukan pengukuran suatu wilayah, sekaligus juga untuk mengetahui nilai ketinggian tanah di titik itu.
Tugu Triangulasi Primer dengan kode P 116 ini adalah salah satu dari 7 tugu Basisnet Primer Semplak. Dari ke 7 titik tugu tersebut, hanya Tugu Semplak ini saja yang masih utuh, tugu-tugu yang lain sudah hilang karena banyak sebab, di antaranya karena adanya alih fungsi lahan.
Hanya Tugu Primer P 110 di Semplak Barat yang masih ada berupa fondasi dan sebenarnya cukup terawat.
Jaringan Basisnet Primer adalah sebuah jaringan Titik Triangulasi Primer yang dibuat untuk dijadikan acuan pengukuran Triangulasi.
Di Pulau Jawa terdapat 3 Jaringan Triangulasi Basisnet Primer, yaitu di Semplak Bogor untuk Jawa Barat, Logantung Demak untuk Jawa Tengah, dan Tangsil Bondowoso untuk Jawa Timur.
Setiap Jaringan Basisnet terdiri antara 5 – 7 Titik Triangulasi yang ditandai dengan dibangun sebuah tugu diatas titik tersebut.
Bentuk tugu pada Jaringan Basisnet Primer akan berbeda-beda sesuai fungsi masing-masing titik. Ada tugu yang besar dengan design yang megah, namun ada juga tugu yang hanya berbentuk kotak seperti pada bentuk tugu-tugu primer pada umumnya.
Tugu P 116 yang ada di Semplak ini diperkirakan didirikan tahun 1872.
Tugu ini memiliki ukuran paling megah dan besar jika dibandingkan dengan ke 7 tugu yang lainnya. Karena tugu ini memiliki fungsi sebagai pusat kontrol.
Pada badan tugu paling atas, di bagian depan terdapat keterangan dengan tulisan “Triangulatie” dan “P / 195”, ini adalah keterangan yang menunjukan bahwa tugu ini adalah Tugu Triangulasi dengan jenis Primer dengan nomer urut atau nomor register 116 serta memiliki ketinggian tanah 195 (Mdpl).
Namun sayang, marmer asli pada Tugu Semplak ini sudah hilang dan diganti dengan yang baru.
Pada bagian atas tugu terdapat sebuah lempengan kuningan berbentuk lingkaran yang bertuliskan “DIREKTORAT TOPOGRAFI TNI AD”.
Lambang segi tiga dengan titik di tengahnya, adalah simbol Titik Triangulasi jika kita membaca peta.
Tulisan Direktorat Topografi TNI AD di bagian atas tugu adalah tanda bahwa Tugu Semplak sudah pernah direnovasi dan dibawah perawatan TNI AD. Karena seluruh Tugu Triangulasi yang ada di Indonesia adalah inventaris dari Dinas Topografi Angkatan Darat dibawah Kodam masing-masih daerah.
Tugu-tugu triangulasi di Bogor ini menjadi wilayah kerja dari Topdam (Topografi Kodam) III Siliwangi yang berkantor di Bandung Jawa Barat.
Kesimpulan Penting
Tugu Triangulasi Semplak ini adalah bagian penting dari 915 titik Triangulasi pertama di Hindia Belanda yang membentang dari Sumatra bagian selatan, Jawa dan Madura, dimana titik terakhirnya berada di Pulau Labuhan di Banyuwangi Jawa Timur.
Titik-titik Triangulasi ini mulai disurvey dari sekitar tahun 1850-an, maka dari itu, sangatlah perlu tugu ini dilestarikan.
Masyarakat Peduli Semplak sudah dengan sekuat tenaga selalu merawat dan memperhatikan tugu ini. Tetapi akan lebih baik jika Tugu Semplak ini bisa menjadi salah satu Cagar Budaya di Kota Bogor. Karena dilihat dari data, umur, dan fungsinya tugu ini sudah sangat layak serta memenuhi syarat apabila ditetapkan sebagai Cagar Budaya.***
Penulis:
Surya Kwee.
Pemerhati Tugu Triangulasi.