Bogordaily.net – Sejumlah karyawan resto inisial PR warung sunda yang berada di jalan Raya Dramaga No.16, Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor memutuskan untuk mogok kerja pada Senin, 27 Mei 2024.
Aksi mogok ini salah satu ketidakpuasan karyawan atas perlakuan perusahaan, setelah hampir tiga bulan gaji mereka tidak dibayarkan.
Menurut laporan dari salah satu karyawan, masalah pembayaran gaji ini sudah terjadi sejak beberapa bulan yang lalu.
“Kami sudah meminta bantuan kepada leader restoran untuk mengajukan pembayaran gaji mingguan, tetapi hanya sekali disetujui dan itu pun hanya sebesar Rp200.000 per orang,” ungkap salah satu karyawan yang tidak ingin disebutkan namanya.
Para karyawan menduga bahwa alasan tidak dibayarkannya gaji mereka adalah karena masalah keuangan perusahaan.
“Kami pikir karena tidak ada uang tunai, makanya gaji kami tidak dibayar. Alasan ini sering terjadi di semua outlet,” tambahnya.
Mulai bulan mei ini para karyawan menghilangkan sistem pembayaran qris sama debit dengan harapan gaji mereka turun.
Keputusan mogok kerja diambil setelah para karyawan merasa terus di-PHP (Pemberi Harapan Palsu) oleh manajemen. Pada malam sebelum mogok kerja, manajer restoran, menginformasikan bahwa solusi sementara adalah menutup restoran.
Aksi Protes di Media Sosial
Para karyawan merasa semakin marah ketika melihat postingan di Instagram resto yang mencari karyawan baru.
Mereka kemudian memutuskan untuk mengomentari akun Instagram dan Google Review outlet PR untuk menarik perhatian publik.
Situasi semakin memanas ketika pihak resto menyalahkan para karyawan atas sepinya restoran, dengan alasan bahwa kebersihan restoran tidak terjaga.
Pihak resto berjanji bahwa gaji akan dicicil minggu depan, tetapi para karyawan merasa tidak percaya lagi.
“Kami lelah, tidak tahu harus bagaimana lagi supaya gaji kami dibayarkan semuanya,” kata seorang karyawan. “Kami hanya ingin tanggung jawab mereka sebagai atasan.”
Para karyawan memohon kepada publik untuk memviralkan kejadian ini agar pihak perusahaan bertanggung jawab dan tidak ada lagi korban.
Mereka juga mengungkapkan bahwa masalah pembayaran gaji tidak hanya terjadi di PR tetapi juga di outlet lain seperti SAB, KTS, dan KI.
“Kami berharap bahwa dengan memviralkan masalah ini, perusahaan akan bertanggung jawab dan tidak ada lagi karyawan yang menjadi korban,” tambah salah satu karyawan.
Karyawan berharap tindakan mereka akan menarik perhatian yang lebih luas dan mendorong perusahaan, untuk memperbaiki manajemen keuangan serta memperlakukan karyawan dengan lebih adil.***