Bogordaily.net — Agar tak terjebak ‘membeli kucing dalam karung’, warga Kabupaten Bogor perlu menganalisa konsep yang disodorkan setiap kandidat Calon Bupati Bogor pada Pilkada 2024. Bupati Bogor yang terpilih nanti sangat menentukan arah kemajuan pembangunan dan masyarakat Kabupaten Bogor ke depan.
Di antara sejumlah kandidat, Ade Wardhana Adinata alias Kang Ade adalah salah seorang Bakal Calon Bupati (Bacabup) yang secara rekam jejak memang belum pernah menjabat di pemerintahan termasuk menjadi legislator.
Kendati begitu, konsep yang disodorkan Kang Ade menarik untuk dibedah. Konsepnya, ‘Ngahadekeun’ (membaguskan) Bogor. Melalui konsep ini, dirinya ingin melakukan perubahan dan menjadikan Kabupaten Bogor jauh lebih baik dan sejahtera dibanding saat ini.
Kang Ade, begitu sapaan akrabnya, mengaku tidak akan mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam pembangunan dan pengembangan ekonomi kreatif generasi muda.
“Nanti saya akan menggandeng pelaku usaha atau investor untuk pengembangan ekonomi kreatif pada generasi muda hingga tidak bergantung pada APBD, terutama di tahun pertama menjabat,” ujar Ade Wardhana Adinata, Kamis 6 Juni 2024.
Selain pengembangan sumber daya manusia (SDM) pelaku ekonomi kreatif, Kang Ade mengaku bakal menggandeng offtaker atau pembeli produk hasil pelaku ekonomi kreatif.
Dengan dikembangkannya ekonomi kreatif, maka tentunya ada multiplier effect seperti mengurangi jumlah angka pengangguran, peningkatan pendapatan masyarakat, dan lainnya.
Untuk distribusi produk, terutama yang ke luar Pulau Jawa, kata Kang Ade, bisa memanfaatkan Landasan Udara (Lanud) Atang Sendjaja, Pelabuhan Tanjung Priok, dan lainnya.
“Saya bercita-cita Lanud Atang Sendjaja menjadi bandara komersial. Selain mempercepat distribusi produk, juga untuk menambah jumlah kunjungan wisatawan ke Bumi Tegar Beriman,” jelasnya.
Dalam pandangan Kang Ade, sangat padatnya jumlah penduduk dan luasnya wilayah Kabupaten Bogor bukan merupakan beban, tetapi justru sebuah potensi.
“Yang penting masyarakatnya produktif, nantinya bakal dibantu pemasaran oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau dalam hal ini Perumda Pasar Tohaga.S Sebagai pemimpin saya akan menjamin produktifitas pelaku ekonomi kreatif dan postur APBD harus memihak dalam pengembangan SDM. Sedangkan pasar, akan dicarikan oleh Perumda Pasar Tohaga,” tegas CEO Minaqu Indonesia ini.
Bogor Butuh Rasionalisasi
Salah satu penjabaran konsep ‘Ngahadekeun’ Bogor, Kang Ade menandaskan bahwa Bupati Bogor adalah Bupati dengan level pemimpin yang memiliki kompleksitas kepemimpinan yang sangat banyak dengan tantangan luas wilayah penduduk yang hampir 6 Juta orang.
“Menjadi Bupati Bogor harus ada rasionalisasi mengenai biaya Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, karena memang untuk menjadi pemimpin di kabupaten ini harus mempunyai biaya yang besar. Oleh karena itu perlu adanya rasionalisasi,” katanya.
Kang Ade yang merupakan putra tokoh kahot PPP di Kabupaten Bogor ini menekankan bahwa rasionalisasi bukan hanya tentang biaya. “Namun banyak hal yang perlu dirasionalisasikan di Kabupaten Bogor. Rasionalkah kemacetan di Bogor Barat, rasionalkah kemacetan Puncak, rasionalkah infrastruktur di Kabupaten Bogor yang ada hari ini, pelayanan administrasi, dan pelayanan pendidikan yang ada hari ini?,” sebutnya.
Ia menggarisbawahi bahwa rasionalisasi ini menjadi satu landasan kebenaran dalam melakukan tindakan. “Disaat tidak rasional lagi maka masyarakat dapat bersama-sama melakukan kerja sama untuk merubah permasalahan tersebut. Tentunya supaya Kabupaten Bogor memiliki pemimpin yang bisa memberikan jawaban terhadap harapan 5,8 juta penduduk,” tukasnya.
Ia menilai Kabupaten Bogor harus bisa berubah dengan pengelolaan yang jauh lebih baik serta mengedepankan pendekatan masyarakat. Karena, tantangan bagi pemimpin Kabupaten Bogor ke depan sangat berat khususnya di dalam menghadapi soal global warming, climate change, maupun persoalan ketahanan pangan.
“Saat ini, semua orang termasuk calon pemimpin dihadapkan pada abundance era, di mana seorang pemimpin harus tahu ke mana dan dalam posisi apa dirinya dalam menyongsong masa depan daerah dan masyarakat yang dipimpinnya. Jika seorang pemimpin tidak punya kecakapan, maka 5,8 juta warga Kabupaten Bogor akan dihadapkan pada permasalahan yang tak akan terselesaikan,” ujar pria yang memiliki bisnis ekspor beragam komoditi ini.
Oleh karena itu, Kang Ade meminta kepada masyarakat Kabupaten Bogor agar dalam menentukan pilihan Bupati Bogor ke depan harus dengan melihat visi, ide, dan gagasan dari calon.
“Karena membangun Kabupaten Bogor harus bekerjasama dengan stakeholder dengan visi yang sama, salah satunya melalui tagline ‘Ngahadekeun Bogor’,” ungkap Ade Wardhana Adinata.
Sekadar informasi, Kang Ade merupakan salah satu tokoh muda yang cukup familiar di Kabupaten Bogor. Pengusaha tanaman hias ini pernah mencalonkan diri sebagai Bupati Bogor pada Pilkada 2019 berpasangan dengan Asep Ruhiyat yang kini telah almarhum.
Bakal Calon Bupati Bogor Ade Wardhana Inisiasi Tanaman Hias Sampai ke Kedai Kopi Johny
Kini, di musim Pilkada 2024, Kang Ade kembali maju karena terdorong rasa cinta dan kepeduliannya terhadap situasi kondisi masyarakat Kabupaten Bogor.
Lelaki yang berprofesi sebagai dosen eksternal IPB University ini mengatakan, dirinya sudah mendaftarkan diri di lima partai politik dalam proses penjaringan Bacabup Bogor.
“Saya sudah mendaftarkan diri ke lima partai yaitu PKB, PPP, PDIP, Demokrat dan Nasdem, sebagai ikhtiar untuk mendapatkan tiket Bacabup. Soal penentuan akhir itu nantinya ada di partai politik. Saya nothing tulus saja,” ucapnya.
(Acep Mulyana)