Bogordaily.net – Muhammad Erik pengurus Ponpes Lumajang jadi sorotan setelah viral nikahi gadis 16 tahun tanpa Izin ayahnya.
Murkanya sang ayah ketika anak gadisnya berusia 16 tahun dinikahi pengurus Ponpes Lumajang.
Kini orang tua gadis tersebut melaporkan Muhammad Erik ke polisi.
Disebutkan, putrinya itu dinikahi secara siri.
Fakta-fakta Kelakuan Muhammad Erik Pengurus Ponpes Lumajang
Berikut ini beberapa fakta mengenai Erik dan pernikahan yang tidak diketahui ayah korban.
Kronologis
Gadis di bawah umur itu diduga dinikahi Muhammad Erik, pengasuh salah satu pondok pesantren di Kecamatan Candipuro pada 15 Agustus 2023 secara sirih.
MR (39), ayah korban mengaku tidak mengetahui bahwa anaknya sudah menikah.
Ia baru tahu setelah tetangganya banyak membicarakan korban sedang hamil.
Dikutip dari TribunJabar.com, MR inisial sang ayah, mengatakan anaknya tidak pernah bercerita apa pun kepadanya.
Apalagi, soal pernikahannya dengan Muhammad Erik.
MR pun melaporkan Muhammad Erik ke Mapolres Lumajang, Selasa (14/5/2024).
“Saya tahunya karena ramai diisukan anak saya hamil, padahal saya tidak pernah menikahkan dia, selama ini dia juga tidak pernah bercerita,” kata Mr di Mapolres Lumajang, Kamis (20/6/2024), dikutip dari Kompas.com.
MR menerangkan, perkenalan putrinya dengan Muhammad Erik terjadi karena sang buah hati sering mengikuti majelis pengajian yang diadakan Muhammad Erik.
“Anak saya tidak mondok di sana, mungkin tahunya karena anak saya sering ikut majelisan,” terangnya.
Rayuan Muhammad Erik
Kepada MR, korban pun mengaku diiming-imingi diberi uang sebesar Rp 300.000 dan akan dibahagiakan.
Bujuk rayu itu terus dilakukan oleh Muhammad Erik, sehingga membuat sang gadis luluh dan bersedia dinikahi.
“Ngakunya dijanjikan mau disenengin dan dikasih uang Rp 300.000,” ucap MR.
Tak Tinggal Satu Rumah
Meski telah dinikahi, korban dan Muhammad Erik tidak pernah tinggal satu rumah.
Terduga pelaku hanya memanggil korban saat hendak menyalurkan hasratnya. Setelah itu dipulangkan.
Anehnya, Muhammad Erik tidak pernah menyetubuhi korban di rumahnya.
Ia menggunakan rumah seseorang berinisial V yang letaknya tidak jauh dari rumah Muhammad Erik.
Korban juga selalu dijemput oleh orang suruhan Muhammad Erik, berinisial M, saat dipanggil oleh Muhammad Erik.
Kini, baik V dan M kabarnya sudah diperiksa sebagai saksi oleh polisi.
“Jadi kalau anak saya mau ke sana pasti ada yang jemput terus ada yang ngantar pulang,” ujarnya.
M Erik Sudah Punya Istri
Dikutip dari Serambinews, Muhammad Erik sudah memiliki istri.
Namun, ia mengaku masih bujang kepada gadis 16 tahun tersebut.
Sudah Tahu Dilaporkan Ke Polisi
Muhammad Erik mengaku telah mengetahui bahwa dirinya dilaporkan oleh orang tua korban ke polisi.
Akan tetapi, ia enggan berkomentar lebih lanjut soal laporan terhadap dirinya.
Ia mengatakan telah menyerahkan sepenuhnya kepada kuasa hukum untuk memberikan penjelasan kepada publik.
Meski begitu, Muhammad Erik enggan menyebutkan siapa kuasa hukumnya. Kompas.com berusaha menelusuri siapa yang menjadi kuasa hukum ME. Informasinya, sang kuasa hukum tengah menunaikan ibadah haji dan tidak bisa dihubungi.
Ditetapkan Sebagai Tersangka
Kini Muhammad Erik telah ditetapkan menjadi tersangka.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kasatreskrim Lumajang AKP Ahmad Rohim melalui sambungan telepon, Jumat (18/6/2024).
“Sudah ditetapkan tersangka kemarin,” kata Rohim, Jumat (28/6/2024), dikutip dari Kompas.com.
Kendati demkkian, polisi belum melakukan penahanan pada Erik.
Rohim mengatakan, pihaknya akan memanggil Erik.
“Belum (ditangkap), nanti kami panggil yang bersangkutan,” tambahnya.
Sebelumnya, polisi memeriksa 6 orang yang berkaitan dengan kasus tersebut.
Rohim menyebut, korban dengan Muhammad Erik sebenarnya memiliki hubungan asmara.
Namun, Muhammad Erik mengaku masih bujang kepada polisi.
“Hasil pemeriksaan kita, keduanya ini pacaran terus dinikah siri, tapi enggak tahu katanya bukan pakai madzhab Syafi’i seperti yang biasa digunakan orang Indonesia,” jelas Rohim.
Perihal Muhammad Erik disebut sebagai pengasuh pondok pesantren, Rohim membantah hal tersebut.
Menurutnya, hasil pemeriksaan polisi dijelaskan Muhammad Erik hanya berstatus sebagai pengurus di pondok.
“Pemeriksaan kita, terlapor ini bukan pengasuh tapi hanya pengurus di sana,” ungkapnya.
Korban Trauma Berat
Sang ayah berharap, polisi segera menangkap dan memberikan hukuman yang setimpal bagi Erik.
Pasalnya, perbuatan Erik telah membuat putri M mengalami trauma berat, tak pernah keluar rumah dan mengurung diri.
“Harapannya ditangkap, dihukum setimpal, anak saya sudah diambil, dia sekarang trauma enggak mau ketemu orang, takut,” tandasnya.***