Bogordaily.net – Sejumlah mahasiswa Universitas Pertamina (Uper) Jakarta memproduksi karya film pendek (short movie) yang Kreatif dan inovatif. Terdapat 10 film yang jadi karya ‘anak Uper’ ini, dua di antaranya Relapse dikompetisikan di LPSR Film Festival dan Megapolitan di International Sustainability Film Festival. Sedangkan 8 lainnya film dokumenter yang dilombakan menjadi mata kuliah dan masuk penilaian Ujian Akhir Semester (UAS) dan tampil di Festival Lensa Komunikasi.
“Tentu ini karya yang sangat membanggakan bagi mahasiswa-i yang aspeknya menyentuh proses editing, tema film, lokasi dan talent,” kata Ketua Festival Lensa Komunikasi Giusto Nur Rais menjelaskan kreasi anak-anak muda Uper itu.
Sedang untuk 8 film yang jadi tugas UAS adalah All In (kelompok 1A), End of The Era (kelompok 2A), Whispers of Betrayal (kelompok 3A), Lensa Kasta (kelompok 4A), High-Class Illusion (kelompok 1B), WhenNight Has Come: The Nightmare Begin (kelompok 2B), Karam Rasa (kelompok 3B), Titik Akhir: Jeratan Tanpa Harapan (kelompok 4B).
Menurut Rais, gelaran festival itu ditangani mahasiswa-i program studi (prodi) komunikasi yang sekaligus mendukung pertumbuhan perfilman di Indonesia dengan karya dua sesi
“Sesi awal telah selesai dengan karya film dokumenter yang didukung ‘tangan-tangan kreatif’ mahasiswa-i Komunikasi 2023. Sedangkan sesi kedua tayang dengan 8 film pendek yang diproduksi untuk penilaian dan pengetahuan dari mata kuliah Kompetensi Komunikasi Kelompok yang disaksikan 6 Juli 2024 di Ruang Auditorium Universitas Pertamina dan dinilai untuk Ujian Akhir Semester (UAS) semester 2 prodi komunikasi,” jelas Rais.
Acaranya tambah Rais, dikemas cukup apik lebih entertaint yang digawangi mahasiswa-i Komunikasi Tahun 2023 dengan penampilan hiburan Band Youngblood dan Asteria Team di puncak acara.
“Kami pelaksana acara sangat surprised karena selain dosen dan mahasiswa Uper juga ada mahasiswa dari luar universitas. Apalagi penonton dapat menikmati popcorn gratis dan minuman untuk 50 orang pertama,” tambah Rais.
Menurut Rais, produksi film karya mahasiswa Universitas Pertamina ini menitikberatkan pada keterampilan yang dilakukan lewat kolaborasi apik. Tentu, karya sineas muda ini setidaknya memberi kontribusi perfilman dan industri film di Indonesia.
Apalagi katanya, produksi film disatukan dengan tugas UAS yang sangat menyenangkan dan berkesan. Selain belajar untuk aplikasi pengetahuan mata kuliah juga sekaligus belajar menyusun sebuah acara dan harapan ke depan festival dapat digelar rutin setiap tahun dan lebih baik.
“Intinya dalam proses pembuatan film pendek itu sangat mendorong kita semua melakukan pendekatan individual dalam proses pembuatan ragam aliran film yang muncul atas identitas masing-masing mahasiswa,” kata Rais.
Ia sangat memberi apresiasi positif dosen yang membimbing pembuatan film dan memberikan penilaian. Ke depan, setidaknya ini jadi pengalaman praktis dalam menjelajah setiap aspek film menjadi sarana ekspresi kreatif mahasiwa.
“The best deh Universitas Pertamina. Semoga ke depan mampu berkompetisi dengan univertas lainnya di Indonesia baik negeri maupun swasta. Dan juaranya tentu Universitas Pertamina,” pungkas Rais dengan rasa optimistis.***