Bogordaily.net – Melihat lebih dekat Situs Cagar Budaya Gunung Padang, salah satu bangunan punden berundak yang berukuran paling besar dan tertua di Indonesia.
Situs Cagar Budaya Gunung Padang berlokasi di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Adapun luas Situs Gunung Padang adalah 291.800 m2.
Diketahui situs ini pertama kali dilaporkan oleh penduduk setempat pada tahun 1979 dan sejak tahun 1980-an sampai sekarang telah diteliti oleh Pusat Penelitian Arkeoiogi Nasional, Balai Arkeologi Bandung.
Berdasarkan pantauan Bogordaily.net di lokasi, saat memasuki area situs Cagar Budaya Gunung Padang terlihat jajaran anak tangga tersusun rapi untuk mengarahkan para pengunjung menuju area situs.
Kemudian saat memasuki area situs terlihat beberapa batu berjajar rapi di area perbukitan luas dengan berbagai macam jenis. Seperti batu kujang, batu maung, dan batu gamelan.
Relawan Situs Cagar Budaya Gunung Padang Kang Sholeh mengungkapkan bahwa, sejarah awal mula nama Gunung Padang yakni berawal dari “Padahiang” kemudian berganti menjadi “Siang Padang” dan sekarang dikenal menjadi “Situs Cagar Budaya Gunung Padang”.
“Gunung Padang ini diduga tempat peribadatan nenek moyang zaman dulu dan hasil kajian itu tidak ditemukan kerangka manusia. Jadi ini disebutnya petilasan atau maqom nenek moyang dulu untuk mendekatkan diri kepada para pencipta,” kata Kang Sholeh kepada Bogordaily.net, Minggu, 14 Juli 2024.
Menurutnya, di sini terbagi kedalam lima teras atau undakan, dan setiap terasnya itu memiliki arti nya masing-masing sesuai dengan kebutuhan kehidupan seseorang.
Pada teras satu yakni batu gamelan yang meiliki arti untuk kesenian, kemudian pada teras dua ada batu lubung atau keduniaan, serta kujang dengan memiliki arti kukuh terhadap janji seseorang.
Kemudian ada telapak maung dalam arti manusia unggulan, dan teras empat ada batu kanuragan yaitu pengujian seseorang yang bersinggah atau bertapa untuk menaiki teras tahta.
“Jadi untuk teras teras ini cerita poklornya mengandung falsafah dan arti sendiri. Namun untuk penelitian ini termasuk punden barundak yang ditemukan usianya 12 ribu tahun, dan ini masuk zaman pra sejarah animisme dinamisme,” jelasnya.
Adapun untuk luas area intinya Situs Gunung Padang ini 9 ribu meter jika keseluruhan batasan sungai hingga 290 ribu meter.
Para arkeolog mengakui bahwa setiap batuan ada yang dibilang menhir atau batu berdiri fungsi nya pembatas bangunan. Sedangkan batu bor bolang berfungsi untuk penguncian batu dengan batu lain.
“Secara ilmiah ini serba lima mulai dari batu nya bersipu lima, dikelilingi lima gunung, dan erotasi ke arah ke gunung gede,” ujar Kang Sholeh.
Sebagai informasi, punden berundak Gunung Padang merupakan salah satu warisan budaya yang menggambarkan perilaku manusia prasejarah pada sekitar 3000-2000 tahun yang lalu.
Punden berundak ini adalah buatan manusia (susunan binaan) yang terbuat dari batu alam atau yang dikenal dengan nama batuan kekar kolom (coloumnar joint).
Rancangannya dibentuk dengan cara yang unik yaitu didirikan di atas satu bukit pada ketinggian 895 m di atas permukaan air laut.
Di bawahnya berisi batuan kekar kolom yang terbentuk karena proses alam (geology proces) Punden berundak ini memiliki 5 undakan atau dikenal juga dengan teras, dimulai dari teras 1 di utara sampai teras 5 di Selatan.
Sementara itu, pada tahun 2023 ini, Situs Gunung Padang juga masuk dalam daftar Desa Wisata yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata.(Albin Pandita)