Saturday, 23 November 2024
HomeKota BogorSeminar RS BSH Bersama dr David Wijaja: Edukasi Kanker Usus Besar

Seminar RS BSH Bersama dr David Wijaja: Edukasi Kanker Usus Besar

Bogordaily.net – Rumah Sakit (RS) BSH menggelar seminar kolonskopi menyelamatkan hidup “Kasus Perdarahan Saluran Cerna dan Awal Kanker Kolon” di Alamanda Living, pada Sabtu 20 Juli 2024.

Dalam kegiatan tersebut bekerjasama dengan Meiji, DayLax, MGM, PT Tripatria Andalan Medika, dan Mepro dengan narasumber dr David Wijaja, MD selaku Diplomate, American Board of Internal Medicine Geriatic and Gastroentorology.

Kegiatan tersebut berjalan lancar dari awal hingga akhir dimulai dengan pemaparan profil RS BSH, kemudian penyampaian materi, tanya jawab, dan juga pembagian doorprize kepada para peserta.

Dalam pemaparanya, American Board of Internal Medicine Geriatic and Gastroentorology dr David Widjaja, MD mengatakan bahwa, ada dua hal pertolongan pada kasus perdarahan dan cerna bawah, dimana kolonskopi dapat mengurangi kematian, dari 15 persen menjadi 5 persen.

“Pada kasus pencegahan usus besar dimana kolonskopi dapat menurunkan insiden dan kematian sampai 70 persen akibat kanker usus besar. Bila dilakukan lebih awal lebih baik pada pencegahan kasus usus besar,” kata dr David Widjaja, MD, Sabtu 20 Juli 2024.

Menurutnya, kasus perdarahan mulai meningkat karena rumah sakit di Bogor sudah ada dokter jantung, dokter syaraf yang banyak memberikan obat pengencer darah, termasuk juga obat yang menimbulkan atau memiliki efek samping pendarahan.

“Jadi, kasus perdarahan sedikit meningkat, pada pasien dengan penyakit lokus saluran cerna yang mendapat pengobatan seperti aspirin dan atau pengencer darah resiko pendarahanya meningkat,” jelasnya.

Kasus Pendarahan Meningkat

dr David menilai, di Kota Bogor sejak tahun 2018 kasus perdarahan mulai meningkat perlahan mungkin tidak secara signifikan.

“Sedangkan untuk kanker usus besar saya melihat orang-orang sudah peduli untuk screening itu mulai meningkat, kasus kankernya memang tinggi pada usia lanjut. Jadi mungkin sudah terlambat untuk dilakukan screening,” ujar dr David.

Ia menambahkan, pihaknya akan terus mengedukasi dokter dokter umum, maupun rekan sejawat dokter yang bukan ahli penyakit dalam, untuk peduli dan peka terhadap ancaman kanker usus besar.

“Kita memberikan awareness atau kepekaan bahwa, kanker usus besar itu bisa dicegah dari awal, contohnya pasien dokter syaraf, dengan gangguan syaraf tepi tetapi umurnya sudah lebih dari 50 tahun mungkin dokter syaraf atau neurologisnya bisa menyarankan pasienya untuk dilakukan pemeriksaan screening kanker usus besar,” imbuhnya.

Menurutnya, tidak selalu kolonoskopi bisa juga pemeriksaan lainya seperti pemeriksaan darah yang cukup murah yang bisa dicover bpjs hanya Rp300 ribu itu merupakan salah satu opsi yang realistik.

Sementara itu, Ia berharap dengan adanya kepekaan dan kepedulian dari teman sejawat dan dokter di kota Bogor seluruhnya, angka kejadian kanker usus besar di masyarakat Bogor akan berkurang.

“Tentunya BSH tidak bisa secara sendiri dalam berperang melawan ancaman kanker usus besar, perlu didukung oleh tim dari rumah sakit lain, baik rumah sakit yang melayani bpjs dan rumah sakit pemerintah. Karena ujung tombak pelayanan kesehatan itu terutama di rumah sakit yang terjangkau oleh masyarakat,” ungkap dr David.(Albin Pandita)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here