Saturday, 23 November 2024
HomeKota BogorDokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Kota Bogor Jelaskan Cara Tangani Hipertensi

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Kota Bogor Jelaskan Cara Tangani Hipertensi

Bogordaily.net – Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Kota Bogor, dr Fragma Ady Sukma dalam Podcast Kesehatan (Podkes) RSUD Kota Bogor Daily menjelaskan cara menangani hipertensi.

“Faktor resikonya ada 2 yang bisa dimodifikasi dan tidak bisa dimodifikasi. Untuk yang tidak bisa dimodifikasi itu genetik dan faktor usia (di atas 60 tahun). Kalau yang tidak bisa dimodifikasi yakni gaya hidup yang tidak sehat,” jelas Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD dr Fragma Ady Sukma dalam kanal youtube Podcast Kesehatan (Podkes) RSUD Kota Bogor Daily

Fragma menerangkan dalam pengobatan hipertensi terapi utama yang dilakukan yakni bukanlah pemberian obat-obatan, melainkan perubahan gaya hidup.

Langkah-langkah yang mesti dilakukan yakni mengurangi konsumsi garam dengan takaran maksimal 1 sendok makan per hari, tidak mengonsumsi makanan ber-MSG, membatasi konsumsi gula dengan porsi 4 sendok makan per hari, serta makanan berkandungan minyak jenuh.

Pasien juga disarankan untuk berolahraga 3-5 kali sepekan dengan durasi 30 menit. Misalnya berenang, bersepeda, dan berjalan kaki yang dapat melatih jantung.

Pasien juga didorong untuk istirahat cukup selama 8 jam per hari dan mengurangi stress.

Selain memperbaiki gaya hidup, masyarakat juga diimbau untuk rutin memeriksakan diri ke dokter supaya kondisi kesehatannya dapat terkontrol dengan baik.

“Yang bertanggung jawab pada pasien adalah pasien itu sendiri. Jadi mesti mengikuti arahan dokter dengan disiplin karena prosesnya bertahap. Hipertensi adalah penyakit kronik yang kerusakannya terjadi dalam pembuluh darah. Penyakit ini memang tidak bisa sembuh tapi bisa dikontrol, bahkan tanpa obat,” ujar dia.

Upaya pemberian obat baru akan dilakukan apabila kondisi pasien sudah buruk.

Sehingga untuk mengurangi potensi komplikasi diperlukan obat untuk menurunkan tingginya tekanan darah.

“Pemberian obatnya pun tidak permanen, hanya untuk mencegah adanya komplikasi. Obat yang diberikan pun sesuai dengan kondisi pasien,” tutup Fragma(Muhammad Irfan Ramadan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here