Bogordaily.net – Wilayah Bogor masuk dalam kawasan yang berpotensi mengalami hujan es selama tiga hari.
Demikian disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai potensi cuaca ekstrim di Indonesia.
BMKG mengeluarkan peringatan dini hujan es yang berpotensi mengguyur wilayah Jawa Barat (Jabar) pada 2 hingga 3 hari ke depan.
“Jadi kami memprediksi potensi terjadinya hujan es masih dapat terjadi dalam 2 hingga 3 hari ke depan. Sehingga masyarakat dimohon untuk tetap tenang ya, namun juga jangan kaget, waspada, jangan kaget hal itu adalah fenomena alam yang biasa. Dan sebaiknya juga berteduh menghindar ya karena tetes-tetes nya itu es ya, mestinya akan beda dengan tetes air ya jadi itu yang kami perlu sampaikan,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati lewat akun media sosial resminya, dikutip Selasa (6/8/2024).
Wilayah yang Berpotensi Hujan Es
Dwikorita mengatakan wilayah Jabar yang berpotensi diguyur hujan es terutama di Jabar bagian barat yakni ada Sukabumi, Bogor, Depok, juga Cimahi.
“Ada di Sukabumi, ada di Bogor, ada di Depok, ada di Cimahi ya. Tapi prinsipnya adalah di wilayah sebagian wilayah Jawa Barat ya. Terutama wilayah Jawa Barat bagian barat,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dwikorita mengingatkan kepada masyarakat agar berteduh jika terjadi hujan es. Meskipun, kata Dwikorita, pihaknya memprediksi hujan es hanya terjadi seperti butiran kecil seperti kerikil bukan bongkahan.
“Asal ya kita berteduh menghindar, yang dikhawatirkan bongkah esnya ini ya biasanya tidak sampai besar ya, namun tentunya akan beda dengan hujan air ya kalau ketetes. Jadi berteduh menghindar apa benda-benda yang mudah pecah atau rusak disingkirkan ya, jangan sampai terkena apa batu-batu (es) itu ya. Meskipun kami tidak memprediksi sampai bongkah besar atau tidak ya. Biasanya kayak kerikil-kerikil seperti itu ya,” ujarnya.
Selain itu, Dwikorita juga mengingatkan agar masyarakat tidak meminum air hujan es.
Sebab, air hujan ini mengandung zat berbahaya dari polusi. Mengingat, air hujan berperan untuk menyapu polutan-polutan di udara.
“Dan jangan diminum, jangan misalnya anak-anak untuk mainan diberi sirup karena hujan es itu adalah air hujan yang menyapu polutan-polutan di udara. Bahkan ada zat-zat yang juga beracun ya dari polusi tersebut yang terjebak di dalam bongkahan tersebut jadi bahayanya adalah jangan sampai itu ditelan masuk ke dalam tubuh kita,” katanya.
Dwikorita memastikan hujan es tidak akan berlangsung berjam-jam, biasanya tidak sampai satu jam. Mengingat, hujan es biasanya terjadi karena peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
“Kami akan memberikan peringatan dini hujan ya, tapi peringatan dininya bukan peringatan ini hujan es itu tidak, peringatan ini hujan. Nah biasanya tidak sampai 1 jam begitu ya karena ini kan peralihan musim kemarau ke musim hujan. Hujan tidak akan berlangsung berjam-jam itu tidak ya, paling lama Insyaallah hanya 1 jam atau bahkan kurang,” kata dia.****