Friday, 20 September 2024
HomePolitikPercobaan Pilkada Melawan Kotak Kosong Mulai Terlihat, Ini Kata Pengamat Yusfitriadi 

Percobaan Pilkada Melawan Kotak Kosong Mulai Terlihat, Ini Kata Pengamat Yusfitriadi 

Bogordaily.net – Pengamat Politik Visi Nusantara (Vinus) Yusfitriadi menyampaikan bahwa percobaan Pilkada melawan kotak kosong mulai terlihat.

Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan pemaparan di Cibinong, pada Jumat 9 Agustus 2024.

Menurutnya, perjalanan Pilkada secara langsung sejak 2015 berlangsung secara normatif. Pasangan calon melawan kotak kosong pada saat itu hingga 2018 berjalan secara kultural.

“Sejak di awali pilkada kota kosong sudah ada, itu tiga kabupaten kota di Provinsi, kemudian 2017 itu ada 9 kotak kosong, 2018 itu ada 16 kotak kosong dan 2020 ada 25 calon yang berpasangan dengan kotak kosong. Artinya bukan hanya sekarang, cuma terlihatnya adalah kultural, karena memang tidak ada mencalonkan,” kata Yusfitriadi, Jum’at  9 Agustus 2024.

Ia mengatakan, Pilkada 2024 diprediksi bakal banyak kekuatan oligarki penguasa tingkat pusat yang mengintervensi langsung upaya melawan kotak kosong di Pilkada.

Lebih lanjut, Yusfitriadi menjelaskan, rekayasa penguasa itu dilakukan karena masih ada atmosfir-atmosfir pasca Pileg dan Pilpres yang beberapa bulan lalu dilakukan.

“Jadi ini dampak dari, pemilu dilaksanakan pada tahun yang sama, jadi atmosfir pemilu kemarin akan terbawa ke dinasti, maka indikasi-indikasi itu sudah keliatan. Kalau dulu kan ga keliatan, sekarang sudah terlihat karena memang ada bukan kultural tapi ada upaya rekayasa dengan penjegalan, pemaksaan, sehingga kalau terlihat bahkan mengancam,” jelasnya.

Sementara itu, Pengamat dari Lima Indonesia, Ray Rangkuti menyampaikan bahwa, pimpinan pusat yang memberikan mandat langsung ke kadernya di daerah, membuka peluang seluas-luasnya untuk otak-atik Pilkada di daerah tanpa melihat potensi-potensi dan kultural yang ada.

“Ini kan main otak-atik posisi, supaya kursi kosong Gubernur, Bupati/walikota itu ditempati oleh partai politik. Kalau SKnya diatur di Kabupaten nah itu variatif,” ungkap Ray.***

Albin Pandita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here