Bogordaily.net – Belum lama ini ramai diperbincangkan di media sosial terkait desain Istana Garuda Ibu Kota Nusantara atau IKN.
Desain tersebut dikritik karena menilai tempat presiden berkantor itu menyerupai kelelawar karena berwarna cokelat gelap yang menimbulkan kesan suram.
“Welcome to Gotham City. Ngeri kali, mirip istana siluman kelelawar,” cuit akun X (Twitter) @Mahesa*******.
Untuk diketahui, pemasangan bilah terakhir ke-4.650 Istana Garuda telah dilakukan pada Senin, 22 Juli 2024. Pelaksanaan pemasangan bilah yang menandai selesainya pembangunan istana presiden itu disaksikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Otorita IKN Basuki Hadimuljono dan seniman I Nyoman Nuarta.
Sebagai Perancang Istana Garuda IKN, Nyoman Nuarta, buka-bukaan menjawab kritik desain istana tersebut yang dianggap gelap dan mistis.
Nyoman tak masalah atas kritik yang bermunculan namun mengingatkan jangan sampai membawa-bawa urusan agama.
Bagi Nyoman, kritik ini bukan yang pertama. Dia mencontohkan hasil karyanya yaitu Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang sempat menuai kritik dari masyarakat.
“Dulu yang di GWK itu, 28 tahun saya dikritik habis oleh orang Bali sendiri, dituduh macam-macam, saya itu sampai didemo, diancam segala macam, dianggap saya perusak budaya Bali,” kata Nyoman.
Nyoman akhirnya meneruskan pembuatan patung yang kini menjadi objek atau tempat pembuatan ajang-ajang bertaraf internasional itu tanpa dibantu pemerintah.
Padahal, kala itu, dia bahkan tak mendapat dukungan pembiayaan dari perbankan.
“Saya jalan sendiri, pemerintah nggak mau bantu saya, nggak ada satu bank pun yang mau bantu saya. Salah satu bank pun nggak mau membantu saya, padahal aset saya waktu itu sudah Rp 1,3 triliun, dulu aset tanah kita 80 hektare,” ujarnya.
Nyoman tak mempermasalahkan kritik yang ditujukan kepadanya. Dia menegaskan hasil desain Istana Garuda IKN tak memiliki kesamaan dengan gedung-gedung lain.
“Saya bilang sama Pak Jokowi (Presiden RI) kalau model kayak gitu (sama yang desain yang lain), saya nggak mau deh, istana kita harus beda dengan yang lainnya, tanpa mengabaikan fungsinya,” ucapnya.
Selain itu, Nyoman mengaku konsep dari desain Istana Garuda murni dari pemikiran sendiri. Tak ada istilah ‘ATM’ atau ‘amati, tiru, dan modifikasi’. Hal itu sangat anti untuk diterapkan oleh dirinya.
Terkait kesan mistis pada gedung Istana Garuda di IKN, Nyoman mempersilakan persepsi dari masing-masing orang untuk berpendapat.
Menurutnya, pendapat orang timbul dipengaruhi pengalaman bahan mereka masing-masing. Dia berharap kritik yang diberikan jangan dikaitkan dengan isu agama.
“Kalau orang ngerti ini udah biasa, saya sudah dari zaman mahasiswa udah dikritik kok, nggak ada masalah gitu, tapi jangan bawa-bawa agama, jangan bawa-bawa itu, nggak ada urusan. Kan nanti orang lain tersinggung, apa urusannya. Itu ada sampai bawa-bawa agama, karena orang Bali, karena orang Hindu, apalah gitu, jauh banget,” kata Nyoman. ***