Tuesday, 26 November 2024
HomeKabupaten BogorDilanda Kekeringan, Taman Sampora Legok Cibinong Yang Dulu Ramai Kini Terbengkalai

Dilanda Kekeringan, Taman Sampora Legok Cibinong Yang Dulu Ramai Kini Terbengkalai

Bogordaily.net – Akibat kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Bogor, Taman Sampora Legok yang berada di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, terbengkalai dan rusak.

Diketahui, Taman Sampora Legok dulunya sempat ramai dikunjungi oleh masyarakat khususnya pada masa Covid 19. Dimana Taman Sampora Legok menawarkan keindahan persawahan dan juga beberapa saung dan juga ukiran bambu yang dapat menjadi spot foto.

Namun, saat ini Taman yang dulunya menjadi primadona warga Cibinong khususnya Sampora, kini telah banyak fasilitas yang rusak dan terbilang cukup terbengkalai.

Berdasarkan pantauan Bogordaily.net dilokasi terlihat, suasana di sekitar tak seindah dulu, dimana dahulu persawahan yang hijau kini berubah menjadi sawah gundul akibat kekeringan.

Kemudian fasilitas seperti saung dan ukiran bambu yang dulunya tertata rapi sekarang mulai tak karuan bahkan, sudah hilang terbawa angin kencang yang terjadi beberapa waktu lalu.

Pemilik Taman Sampora Legok Hanifah mengatakan bahwa, untuk saat ini kunjungan ke taman legok sampora cenderung tidak ramai seperti dulu, dikarenakan banyak fasilitas yang kurang memadai.

“Kemarin akibat angin kenceng sama kemarau itu saungnya pada ilang, kalo sekarang jembatan udah rapuh dan bikin lagi dari bambu. Jadi itu kita sewa deket warung sekarang kita belum masuk dan sekarang yang kunjung juga belum ada,” kata Hanifah kepada wartawan Kamis 12 September 2024.

Menurut Hanifah, fasilitas yang tersedia seperti saung, kolam, spot foto, dan juga jembatan kini tak ramai dikunjungi, berbeda dengan halnya dua tahun lalu pada saat pandemi.

“Awalnya dari anak saya bikin kali disitu sama bikin spot dan alhamdulillah pas covid itu rame banget makin banyak dulu, ada sekitar 2 tahun lebih banyak spot sama saung saung,” jelasnya.

Lebih lanjut kata Hanifah, penghasilan dalam seharinya pada saat ramai hampir mencapai jutaan rupiah, namun pihaknya tak mematok harga tiket masuk.

“Dulu mah rame kita nyediain keropak kadang sehari paling kecil 800 sampai 1,2 juta, karena masuknya seiklhasnya,” ujar Hanifah.

Hanifah menambahkan, pihaknya masih enggan untuk merintis kembali dan merapihkan kembali Taman Sampora tersebut agar ramai dikunjungi, karena terkendala biaya.

“Pokonya kalo sekarang mau nerusin juga belum ada uangnya saung juga masih pada rusak bambunya belum ada lagi, karena kan pihak kecamatan sama desa juga ga ada bantuan,” ungkapnya.***

Albin Pandita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here