Saturday, 23 November 2024
HomeKabupaten BogorPK PMII IUQI Bogor Gelar Aksi Refleksi September Hitam, Desak Pemerintah Serius...

PK PMII IUQI Bogor Gelar Aksi Refleksi September Hitam, Desak Pemerintah Serius Tangani Pelanggaran HAM

Bogordaily.net – PK PMII IUQI Bogor menggelar aksi refleksi “September Hitam” di Alun-Alun Leuwiliang, Minggu 19 September 2024.

Kegiatan ini diisi dengan orasi ilmiah, puisi, dan drama musikalisasi puisi, sebagai bentuk refleksi atas peristiwa kelam yang terjadi di bulan September dan tuntutan keadilan bagi para korban pelanggaran HAM.

Ketua PK PMII IUQI Bogor, Teguh Arrahman menyebutkan bahwa, kegiatan September hitam ini adalah bentuk refleksitas kami sebagai warga pergerakan tidak akan pernah melupakan sejarah kelam di bulan September dan kami tidak akan melupakan peristiwa pelanggaran HAM berat yang di lakukan oleh pemerintah negara.

Maka dari itu kami Menolak Lupa atas apa yang terjadi di bulan September ini, kami Menolak Lupa “Tegas teguh dalam orasinya”.

Ia mendesak pemerintah, baik daerah maupun pusat, untuk bertindak serius dalam menindak pelanggaran HAM di Indonesia.

Senada dengan Teguh, Aminullah, kader PMII IUQI Bogor, mengingatkan agar HAM tidak dijadikan jargon politik semata.

“Jangan jadikan HAM sebagai alat politik,” tegas Aminullah.

Annisa Diantika, Ketua Korps PMII Puteri IUQI Bogor dalam puisinya menggambarkan penderitaan masyarakat akibat hak asasi yang terinjak dan keadilan yang tergadaikan.

“Luka dan derita yang dialami masyarakat akibat hak asasi yang terinjak dan keadilan yang tergadaikan. Suara rakyat terbungkam, tak berdaya melawan tirani,” ungkapnya.

Haikal Sahid, Ketua Rayon Ekonomi PMII IUQI dalam orasinya yang lantang menyerukan agar suara HAM terus menggema.

“Suara HAM yang lantang, tak akan pernah mati. Suara ini akan tetap menggema, meski mereka mencoba meredamnya. Sebab kebenaran akan terus berdiri, di atas segala dusta, di atas segala tirani,” tegas Haikal.

Ryan Nasrudin, Presiden Mahasiswa IUQI Bogor sekaligus kader PMII IUQI Bogor menyatakan bahwa, “September Hitam” merupakan momentum untuk terus menolak lupa dan menuntut pertanggungjawaban negara atas pelanggaran HAM.

“Bagi kami September Hitam adalah momentum pemantik untuk kita terus senantiasa menolak lupa dan menuntut pertanggungjawaban negara atas pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi selama ini,” ujar Ryan.

M. Sadam Aditya, Sekretaris PK PMII IUQI dalam puisinya mengungkapkan perasaan kehilangan yang dalam, seperti orang yang tersesat di lorong gelap, sendirian dan tak berdaya.

“Meskipun jejak yang hilang seperti terkubur dalam kegelapan, semoga suatu saat nanti, cahaya akan kembali menerangi jalan, dan yang hilang akan ditemukan,” harap Sadam.

Nabila Syalsabila (Kader PMII IUQI Bogor) juga mengungkapkan bahwa September hitam menjadi lautan darah akibat pelanggaran HAM

Aksi refleksi “September Hitam” ini menjadi bukti bahwa mahasiswa terus memperjuangkan keadilan dan kebenaran bagi para korban pelanggaran HAM.

Mereka berharap agar peristiwa kelam di masa lalu tidak terulang kembali dan pemerintah serius dalam menegakkan HAM di Indonesia.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here