Bogordaily.com – Cawalkot Bogor nomor 5, Dokter Rayendra – Eka Maulana lagi-lagi mendapat dukungan sejumlah pedagang Kota Bogor yang tergabung Paguyuban Pasar Kebon Kembang pada Senin (11/11/2024).
Saat deklarasi di Posko Aspirasi Bogor Glowing itu, Sang Calon Wakil, Eka Maulana juga memaparkan sejumlah program untuk memastikan kesejahteraan pedagang.
Hendri, perwakilan pedagang pasar Kebon Kembang mengutarakan bahwa pihaknya selama ini terpinggirkan oleh pemerintah kota sendiri. Pedagang pasar Kebon Kembang meminta kebijakan yang pro-UMKM untuk pemerintahan ke depan.
“Kami cuma minta perubahan yang selama ini tidak terealisasi di pemerintahan sebelumnya. Banyak keresahan kami, salah satunya tak diberi ruang untuk berdagang,” ungkap Hendri.
Sementara Eka Maulana yang membersamai langsung deklarasi menekankan keharusan pemerintah kota ke depan memberi win-win solution.
“Masalah ruang berdagang tentu ada aturannya. Tapi memang sejauh saya dan Dokter Rayendra menyerap aspirasi langsung ke masyarakat, warga mengeluh penggusuran dilakukan tanpa dibarengi ruang dagang yang layak,” ujar Eka Maulana.
Soal ruang dagang, Dokter Rayendra – Eka Maulana yang mengusung tagline “Bogor Glowing” berkomitmen kuat menata kota dengan pendekatan yang manusiawi. Termasuk untuk pedagang, duet profesional itu berkomitmen menyediakan ruang dagang yang layak dan rapih.
“Maka dari itu, perlu ada win-win solution. Di mana ruang publik tetap tertata dan pedagang tak terganggu hajat hidupnya dengan memfasilitasi mereka ruang dagang yang layak dengan intensitas pengunjung yang tetap menjanjikan,” tegasnya.
Selain itu, Dokter Rayendra dan Eka Maulana siapkan sejumlah program untuk pengembangan UMKM, di antaranya Talent and Carrier Center (TLCC) dan Bogor Business Agregator.
TLCC diusung sebagai upaya menciptakan wirausaha baru sekaligus mengembangkan UMKM yang sudah ada. Dokter Rayendra – Eka Menilai, UMKM menjadi salah satu penopang sentral perekonomian.
Ada beberapa aspek yang akan direalisasikan dalam TLCC. Di antaranya pembekalan keterampilan, penciptaan produk hingga pemasaran. Dokter Rayendra menegaskan, TLCC ia tekadkan bukan hanya sebagai formalitas, melainkan sampai pelaku usaha berjalan dan naik kelas.
Kedua, Bogor Business Agregator dirancang untuk membesarkan UMKM jadi naik kelas. Pemerintah akan hadir untuk mengumpulkan, dan mempertemukan UMKM dengan para pemodal.
“Jadi Bogor Business Agregator semangatnya adalah mempertemukan antara Bapak Ibu pedagang atau pebisnis dengan pemodal,” jelas Eka pada para pedagang Pasar Kebon Kembang.
Dengan menggunakan pendekatan ini, business aggregator diharap mampu menawarkan kemudahan bagi UMKM dengan menghadirkan link and match dengan pemodal maupun konsumen.
“Masalah pemodal adalah tidak tahu harus investasi ke bisnis mana yang terpercaya. Sedangkan masalah pelaku UMKM adalah menemukan pemodal. Jadi jika kami diamanahkan memimpin Kota Bogor, tugas kami adalah di tengah,” ujar Eka.
“Tentunya dengan transparansi laporan keuangan UMKM yang akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan,” tambahnya.
Dengan program tersebut, UMKM Kota Bogor diharap akan terus terlahir. Serta UMKM yang sudah ada bisa kunjung naik kelas.
“Sehingga bukan hanya usaha Bapak dan Ibu yang maju, tapi grand design kami adalah Kota Bogor bisa punya daya tarik wisata. Misalnya lewat pengembangan sektor fashion dan kuliner,” pungkas Eka. ***