Bogordaily.net – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor meluncurkan program Sekolahku Tertib (Skuter) di SMAN 7 Kota Bogor, Jalan Palupuh Raya, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara.
Program Skuter di SMAN 7 Kota Bogor ini bertujuan untuk mencegah kenakalan remaja di lingkungan sekolah melalui berbagai pembinaan dan edukasi.
Kegiatan Skuter ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Bogor, Syarifah Sofiah Dwikorawati, didampingi oleh Kepala Satpol PP Kota Bogor Agustiansyah dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Irwan Riyanto.
Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah, menyampaikan, bahwa program Skuter ini merupakan inovasi dari Satpol PP yang juga menjadi salah satu proyek perubahan dari Kasatpol PP.
“Melalui program Skuter ini, Satpol PP berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pembinaan terhadap anak-anak, baik di sekolah, luar sekolah, maupun di rumah masing-masing,” ujar Syarifah.
Syarifah menekankan program ini diharapkan dapat diterapkan secara berkesinambungan di seluruh sekolah di Kota Bogor.
“Dengan adanya kegiatan positif seperti ini, anak-anak bisa mendapatkan bekal yang baik untuk menghindari tawuran, penyalahgunaan narkoba, dan kegiatan negatif lainnya,” jelasnya.
Sementara, Kasatpol PP Kota Bogor, Agustian Sycah, menjelaskan bahwa Skuter merupakan program kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak, seperti Polresta Bogor Kota, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), dan Satpol PP.
Ia menjelaskan, kegiatan yang dilakukan di program Skuter ini meliputi penyuluhan, penindakan di area sekitar sekolah dalam radius 800 meter agar bebas dari warung minuman keras, serta sosialisasi langsung ke sekolah-sekolah.
“Target dari penyuluhan ini adalah seluruh sekolah di Kota Bogor, dengan fokus utama pada SMA dan SMK. Rencananya, tahun depan kami akan menambah tiga sekolah dan menargetkan seluruh sekolah dapat terjangkau oleh program Skuter,” ungkapnya.
Menurutnya, program ini ditargetkan di tingkat SMA karena anak kenakalan remaja lebih banyak terjadi di tingkat SMA dan sederajat.
“Angka kenakalan remaja lebih banyak muncul di tingkat SMA, sehingga pembinaan di jenjang ini menjadi prioritas,” pungkasnya. (Muhammad Irfan Ramadan)