Bogordaily.net – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menanggapi terkait rendahnya angka partisipasi pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2024.
Diketahui, di beberapa daerah di Indonesia tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2024 rendah, salah satunya di wilayah Kabupaten Bogor, dengan jumlah partisipasi pemilih yang hanya mencapai 54,54 persen atau dibawah 60 persen.
Menurut Bima Arya, saat ini pihaknya masih berkordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait rendahnya angka partisipasi dibandingkan dengan pemilih pada Pemilhan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 lalu.
“Tentu kita masih menunggu angka yang pasti dari KPU tetapi indikasi itu sudah ada dan pasti jadi bahan evaluasi,” kata Bima Arya kepada wartawan usai menghadiri launching buku Dedie A Rachim di Kopi Nako Cibogo, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, pada Jum’at 29 November 2024.
Bima menjelaskan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi pemilih dalam Pilkada salah satunya yakni, kejenuhan atau kurang puasnya masyarakat akan Pasangan Calon (Paslon) dari Kepala Daerah yang mengikuti kontestasi Pilkada.
“Mungkin juga ini terkait dengan kejenuhan warga, mungkin terkait desain tps yang lebih ramping tetapi pemilih lebih banyak dalam satu tps, mungkin juga karena faktor lain terkait dengan desain sistem pemilihan,” jelasnya.
Oleh karena itu kata Bima, Kemendagri akan mengadakan rapat evaluasi dan juga pembahasan terbuka terkait penyempurnaan sistem penyelenggaraan Pilkada Tahun 2024 dengan DPR RI.
“Karena itu setelah tahapan Pilkada ini tuntas maka Kemendagri akan membuka ruang dan diskusi di ruang publik untuk menyempurnakan sistem pemilu dan pilkada. Karena ini sudah masuk juga dalam Prolegnas di baleg DPR,” ujar Bima.
Lebih lanjut kata Bima, pihaknya telah menerjunkan tim khusus desk Pilkada yang saat ini sedang melakukan proses kajian dan analisis di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2024.
“Kemudian menampung laporan laporan dan mempelajari draft atau masukan dari teman teman kampus, komunitas, dan lsm terkait perbaikan sistem pemilu itu semua kita pelajari,” ungkapnya.***
Albin Pandita