Bogordaily.net – Warga Desa Malasari Kecamatan Nanggung korban banjir bandang dan tanah longsor belum memiliki Hunian Tetap (Huntap).
Kepala Desa Malasari, Andi Zaelani Firdaus mempertahankan pemulihan, rehabilitasi dan juga rekonstruksi paksa bencana alam yang menerjang wilayahnya pada 2020, lalu.
Dari enam Desa yang terdampak bencana alam di Kecamatan Nanggung, Desa Malasari yang paling parah .
“Kita mempertanyakan pemulihan, rehabilitasi dan juga rekonstruksi paska bencana. Hingga kini masih menyisakan banyak Pekerjaan Rumah (PR),” ujar Jaro Andi usai menghadiri Musrembang Kecamatan Nanggung, pada Kamis (13/2)
Andi mengungkapkan warga yang rumahnya rusak akibat bencana alam banjir dan longsor, saat ini masih tinggal di rumah saudaranya dan belum memiliki Huntap.
“Yang saat ini kita butuhkan Pembangunan TPT, PSU dan SAB. Termasuk kebutuhan 100 unit Huntap bagi warga yang terdampak bencana alam,” ujar Jaro Andi.
Jaro Andi mengungkapkan pihaknya desa sudah mengusulkan bantuan Huntap, pembangunan TPT dan PSU ke Dinas terkait. Namun, sampai saat ini belum juga teralisasikan.
“Untuk lokasi hibah lahan buatkan Huntap sudah ada di Kampung Nyungcung, tinggal pembangunan rumahnya,” ungkapnya.
Menanggapi keluhan Kepala Desa Malasari terkait penanganan pasca Bencana alam,
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Fraksi Partai Golkar, Aan Triana al Muharom meminta agar Pemkab Bogor dapat memperioritaskan atau membantu masyarakat yang terdampak bencana alam.
Saat ini masih banyak masyarakat yang menjadi korban bencana alam di Kecamatan Nanggung dan Sukajaya namun tak mendapatkan perhatian dari Pemkab Bogor.
“Catatan-catatan yang kami berikan kepada pemerintah daerah Kabupaten Bogor antara lain. Yang pertama rekap pasca bencana di wilayah Bogor bagian Barat harus menjadi fokus Pemkab Bogor dari mulai hunian tetap, irigasi-irigasi yang hancur dan infrastruktur lainnya dan Huntap,” tukasnya.***
(Gibran)