Bogordaily.net – Dokter Spesialis Beda Plastik Rekonstruksi & Estetik dari Rumah Sakit Murni Teguh Ciledug, dr. Benny Muliawan, Sp.B.P.R.E, memberikan penjelasan mengenai penyebab, gejala, serta cara penanganan Xanthelasma dari perspektif bedah plastik.
Xanthelasma merupakan kondisi kulit yang ditandai dengan munculnya plak kekuningan di sekitar kelopak mata akibat penumpukan lemak. Meski tidak berbahaya, kondisi ini sering mengganggu estetika dan rasa percaya diri seseorang.
Apa Itu Xanthelasma?
Xanthelasma adalah plak kekuningan yang muncul di sudut mata, terutama di sisi dekat hidung, baik pada kelopak mata atas maupun bawah. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan lemak di bawah kulit.
Faktor Risiko Xanthelasma
Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, terdapat beberapa faktor risiko yang dikaitkan dengan kemunculan Xanthelasma, antara lain:
Hiperkolesterolemia, yaitu kadar kolesterol LDL yang tinggi atau HDL yang rendah.
Gangguan genetik familial hiperkolesterolemia, yang diwariskan dalam keluarga dengan gangguan metabolisme kolesterol.
Gangguan liver kronis seperti sirosis hati, yang menyebabkan gangguan metabolisme kolesterol dalam tubuh.
Hipotiroidisme, yang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh.
Obesitas dan diabetes melitus, yang berkontribusi pada gangguan metabolisme lemak.
Penggunaan obat steroid jangka panjang atau obat epilepsi, yang dapat berdampak pada metabolisme kolesterol.
Gejala Xanthelasma
Xanthelasma umumnya tidak menimbulkan gejala selain bercak kekuningan yang menetap di dekat mata, bahkan setelah mencuci wajah.
Namun, kondisi ini sering menjadi perhatian karena mengganggu penampilan seseorang.
Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?
Meskipun Xanthelasma tidak berbahaya, dr. Benny Muliawan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut guna mengevaluasi kadar kolesterol dan faktor risiko lainnya dalam tubuh.
Xanthelasma dapat menjadi tanda adanya gangguan metabolisme kolesterol yang berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
“Evaluasi medis yang disarankan meliputi cek kadar kolesterol dalam darah. Pemeriksaan diabetes melitus.
Evaluasi risiko penumpukan plak kolesterol di jantung dan pembuluh darah. Pemeriksaan fungsi liver dan hipotiroidisme,” kata dr. Benny dalam keterangannya pada Selasa 4 Maret 2025.
Penanganan Xanthelasma dari Perspektif Bedah Plastik
Dalam dunia bedah plastik, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghilangkan Xanthelasma, di antaranya:
1. Cryotherapy
Menggunakan nitrogen cair untuk membekukan Xanthelasma agar lebih mudah diangkat. Efektif untuk lesi kecil dan tipis.
2. Electrodesikasi Kauterisasi
Menggunakan alat kauter untuk merusak lesi sehingga sembuh secara sekunder. Cocok untuk lesi berukuran kurang dari 3mm dan tipis.
3. Laser (CO2, Nd:YAG, Er:YAG, Pulse Dye Laser)
Efektif untuk Xanthelasma berukuran kurang dari 5mm yang belum berkembang lebih dari satu tahun.
4. Eksisi dan Jahitan Primer atau Rekonstruksi dengan Cangkok Kulit
Metode ini bisa digunakan untuk semua ukuran dan ketebalan Xanthelasma.
Dilakukan dengan bius lokal dan mempertimbangkan aspek estetika wajah.
Apakah Xanthelasma Bisa Kambuh Setelah Dihilangkan?
Menurut dr. Benny, meskipun prosedur bedah plastik dapat menghilangkan Xanthelasma, kondisi ini berisiko muncul kembali jika penyebab utamanya, yaitu gangguan metabolisme kolesterol, tidak ditangani dengan baik.
Oleh karena itu, menjaga kadar kolesterol tetap stabil melalui pola makan sehat, olahraga, dan pengobatan medis sangat penting untuk mencegah kekambuhan.
“Jika mengalami Xanthelasma atau memiliki faktor risiko terkait, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat,” ungkapnya.***
(Ibnu Galansa)