Sunday, 18 May 2025
HomeViralSecond Account sebagai Ruang Aman dan Kebebasan Berekspresi pada Gen Z

Second Account sebagai Ruang Aman dan Kebebasan Berekspresi pada Gen Z

Bogordaily.net – Dalam era digital saat ini, penggunaan media sosial, khususnya , telah menciptakan transformasi dalam cara berpikir tiap individu, terutama Generasi Z (Gen Z) dalam mengekspresikan diri dan mengelola privasi. Salah satu fenomena menarik yang muncul adalah penggunaan akun kedua, yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk berbagi konten dan mengekspresikan diri secara lebih nyaman, tanpa tekanan sosial yang biasanya ada di audiens akun utama.

Akun kedua ini, sering disebut sebagai “second account” atau “alter account”. Fenomena ini semakin marak di platform seperti , X (sebelumnya Twitter), dan . Menurut data, sekitar 60% pengguna Gen Z memiliki second account untuk tujuan pribadi dan ekspresi diri.

Second Account dan Privasi Digital
Second account memungkinkan pengguna untuk menjaga privasi dengan membatasi audiens yang dapat melihat konten mereka.

Berbeda dengan fitur seperti “close friends” atau “private mode,” second account memberikan kontrol lebih besar atas siapa yang dapat mengakses konten pribadi.

Namun, pengguna sering kali membagikan informasi pribadi tanpa memikirkan dampaknya, seperti pelanggaran privasi dan risiko kriminal.

Hal ini penting, mengingat meningkatnya kekhawatiran tentang keamanan data pribadi di era digital.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa studi menunjukkan 45% Gen Z merasa lebih aman berbagi konten pribadi di second account dibandingkan di akun utama.

Identitas Ganda di Dunia Maya
Gen Z sering mengelola identitas digital ganda dengan memisahkan persona mereka antara akun utama dan second account.

Akun utama biasanya digunakan untuk citra diri yang lebih formal dan ideal, sementara second account menjadi tempat untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaan yang lebih real.

Fenomena ini menciptakan “double life” di media sosial, yang dapat memengaruhi kesehatan mental pengguna.

Penelitian menunjukkan bahwa 30% Gen Z mengalami stres akibat perbedaan identitas antara akun utama dan second account karena mereka merasa kewalahan untuk tetap menjaga image di akun pertama nya.

Second Account sebagai Ruang Ekspresi Bebas
Second account berfungsi sebagai ruang aman bagi Gen Z untuk berbagi pemikiran, emosi, atau kritik sosial tanpa takut dihakimi.

Namun, risiko oversharing dapat muncul, yang berpotensi memengaruhi hubungan sosial di dunia nyata. Selain itu, penggunaan second account didorong oleh keinginan untuk mengekspresikan sisi humor tanpa tekanan ekspektasi sosial, kebebasan berkreasi, dan interaksi lebih mendalam dengan teman terdekat.

Menurut survei, 25% Gen Z melaporkan bahwa mereka merasa lebih bebas mengekspresikan diri di second account, meskipun 15% diantaranya mengalami dampak negatif terhadap hubungan sosial mereka akibat oversharing.

Terdapat juga potensi dampak negatif seperti penyebaran humor yang bersifat sindiran.

Dampak Second Account terhadap Pola Komunikasi Digital
Penggunaan second account memengaruhi cara Gen Z berkomunikasi di media sosial. Interaksi menjadi lebih eksklusif dan intim, namun juga berpotensi menciptakan grup sosial tertutup.

Hal ini dapat memengaruhi konsep pertemanan dan komunitas online, dengan 40% Gen Z merasa lebih terhubung dengan teman-teman mereka melalui second account dibandingkan akun utama.

Namun hal ini bisa diatasi dengan pengungkapan diri yang baik. Semakin baik strategi manajemen privasi yang diterapkan, maka semakin tinggi tingkat pengungkapan diri yang dirasakan pengguna pada akun kedua mereka.

Ini memiliki arti bahwa Gen Z bisa memanfaatkan teknologi digital untuk mengelola identitas dan cara mereka berkomunikasi di ruang publik dan ruang privat secara bersamaan.

Kesimpulan
Second account telah menjadi fenomena komunikasi digital yang signifikan di kalangan Gen Z, berfungsi sebagai ruang aman untuk privasi, ekspresi diri, dan interaksi sosial.

Namun, tantangan seperti risiko oversharing dan dampak terhadap kesehatan mental perlu diperhatikan.

Kedepannya penting untuk mengembangkan fitur media sosial yang lebih privat dan aman untuk memenuhi kebutuhan Gen Z akan ruang ekspresi diri.

Selain itu, akun kedua tidak hanya berfungsi sebagai ruang ekspresi alternatif, tetapi juga sebagai alat strategis untuk menjaga keseimbangan antara pengungkapan diri dan kontrol privasi.

Dengan membuat batasan privasi yang fleksibel, pengguna dapat menyesuaikan diri mereka dengan audiens tertentu dan menghindari risiko sosial, seperti cyberbullying atau tekanan dari norma-norma sosial yang berlaku di akun utama.

Gaizka Meilita Salma
Mahasiswa Komunikasi Digital & Media Sekolah Vokasi IPB University

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here