Bogordaily.net – Menandai peringatan 79 tahun berdirinya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sekaligus Hari Pers Indonesia. Momen bersejarah ini menjadi pengingat akan peran penting pers dalam membangun demokrasi, menyebarkan informasi, serta menjaga independensi dalam menyuarakan kebenaran.
Sejak didirikan pada tahun 1946, PWI terus berperan sebagai wadah bagi para jurnalis untuk meningkatkan profesionalisme, etika, dan integritas dalam menjalankan tugas jurnalistik.
Dalam perjalanan hampir delapan dekade, pers di Indonesia telah mengalami berbagai tantangan, mulai dari tekanan politik, perubahan teknologi, hingga disrupsi digital yang mengubah lanskap media secara drastis.
Namun, semangat jurnalisme tetap hidup dan berkembang seiring dengan tuntutan zaman. Hari Pers Indonesia bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momentum refleksi bagi seluruh insan pers untuk terus beradaptasi, menjaga kebebasan pers, dan memberikan informasi yang akurat serta bermanfaat bagi masyarakat.
Peringatan hari pers tahun ini cukup meriah, KG Media kembali menghadirkan program Gagas RI untuk yang ke 12 kalinya. Program ini rutin di gelar tiap tahunnya sebagai upaya dialog dan refleksi bagi insan pers di Indonesia untuk 1 tahun kedepan.
Gagas RI tahun ini di hadiri oleh banyak narasumber handal yang siap mengupas peran pers untuk negara Indonesua, Tema Gagas RI Tahun ini adalah “Berbagi Peran Pers dan Pemerintah di Tengah Tantangan Global.” Gagas RI menyoroti pentingnya kolaborasi antara media dan pemerintah dalam menghadapi disrupsi informasi, perkembangan teknologi, serta dinamika politik dunia.
Dalam program ini, berbagai narasumber penting berdiskusi tentang bagaimana pers dapat tetap independen dan kredibel, sekaligus berkontribusi dalam menciptakan stabilitas serta kemajuan bangsa.
Diharapkan, melalui dialog yang konstruktif, pers Indonesia semakin siap menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya sebagai pilar demokrasi.
Dinamika Komunikasi Publik di Masa Kepemimpinan Prabowo
Dalam seratus hari pertama Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, sejumlah kebijakan strategis telah digulirkan sebagai langkah awal transformasi nasional.
Periode ini menjadi krusial dalam menunjukkan arah pemerintahan dan komitmen terhadap perubahan. Namun, efektivitas kebijakan tersebut dihadapkan pada tantangan komunikasi publik.
Media, sebagai garda depan penyampaian informasi kepada masyarakat, seringkali mengalami kendala dalam mengakses informasi yang jelas dan terpercaya dari pemerintah. Akibatnya, publik berpotensi menerima informasi yang kurang akurat atau tidak lengkap.
Untuk menjembatani kesenjangan ini, diskusi Gagas RI Episode 12 mengangkat isu pentingnya strategi komunikasi yang ideal antara pemerintah dan media.
Para pakar yang hadir membahas bagaimana pola komunikasi yang transparan dan efektif dapat dibangun, sehingga masyarakat dapat menerima informasi yang akurat dan terpercaya.
Turut hadir membersamai di diskusi Gagas RI ini yaitu Prof. Dr. H. Bagir Manan, S.H., M.C.L. (Ketua Dewan Pers 2010-2016) yang membahas peran pers dalam demokrasi serta strategi membangun hubungan konstruktif dengan pemerintah.
Ninik Rahayu (Ketua Dewan Pers 2022-2025) memberikan wawasan tentang tantangan media di era digital dan regulasi yang mendukung kebebasan pers.
Gun Gun Heriyanto (Pakar Komunikasi Politik) mengulas strategi komunikasi pemerintah agar lebih efektif dalam merespons kebutuhan publik.
Hasan Nasbi (Kepala Komunikasi Kepresidenan) memberikan perspektif dari sisi pemerintah mengenai pola komunikasi yang ideal dengan media.
Acara ini dipandu oleh Wisnu Nugroho, VP Sustainability KG Media, yang memastikan jalannya diskusi tetap dinamis dan menghasilkan solusi konkret.
Gagas RI: Diskusi Pemikiran Menuju Indonesia Emas 2045
Sebagai program unggulan KG Media, Gagas RI berfungsi sebagai platform strategis dalam merancang masa depan bangsa, menjadi wadah inspiratif yang mempertemukan berbagai generasi.
Forum ini bukan sekadar ajang diskusi, melainkan sarana untuk berbagi gagasan inovatif dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Diskusi yang dihadirkan membahas tantangan serta strategi dalam membangun Indonesia yang berdaulat, maju, dan sejahtera.
Selain itu, interaksi online melalui kolom komentar dan forum diskusi menandakan adanya keterbukaan antara pers, pemerintah, dan publik. Komentar netizen mencerminkan bahwa pers dan pemerintah masih terbuka terhadap opini publik, dengan pers menyediakan platform bagi berbagai suara dan pemerintah memperhatikan umpan balik daring.
Keterbukaan ini menuntut kemampuan memilah informasi, mengidentifikasi sumber kredibel, dan merespons komentar konstruktif untuk memfasilitasi dialog sehat dan membangun konsensus demi kemajuan bangsa.
Muhammad Daffa Bachtiar
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University