Saturday, 15 March 2025
HomeBeritaPerjalanan Hidup Seorang Social Entrepreneur

Perjalanan Hidup Seorang Social Entrepreneur

Bogordaily.net – Agus Gusnul Yakin adalah seorang (social entrepreneur) yang mendirikan berbagai lembaga dan komunitas di bidang pendidikan, pemberdayaan masyatakat.

Walaupun sangat aktif di dunia kewirausahaan sosial, sejatinya ia adalah seseorang introvert, tipe orang yang menikmati waktunya sendiri ketimbang keluar rumah. Agus dikenal sebagai wirausahawan yang kreatif dan inovatif.

Salahbsatu inovasinya adalah School of Makers, sekolah inkubator setingkat SMA yang mendampingi setiap siswa belajar menjadi founder bisnis. Bagaimana dia bisa melakukanya? Bacalah artikel ini sampai habis!

Menyemai Benih Aktivisme dan Kerelawanan Sosial
Agus Gusnul Yakin lahir di Ciamis pada tanggal 7 Februari 1976. Sejak kecil, ia adalah seseorang yang tidak terlalu suka keluar rumah.

Ia lebih suka menghabiskan waktu luangnya dengan membaca buku. Kebiasaan ini terus ia bawa sampai ia masuk ke pendidikan tinggi di IPB University sebagai seorang mahasiswa Agribisnis.

Selama menjadi mahasiswa IPB, ia menjadi mahasiswa yang aktif. Agus menjadi pengurus di Senat Mahasiswa (sekarang BEM) dan terlibat pada kegiatan komunitas di luar kampus. Jiwa aktivisnya makin terasah saat ikut terlibat pada Aksi Mahasiswa tahun 1998 untuk menurunkan rezim saat itu.

Pasca krisis 98, Agus bersama teman-temannya menginisiasi program sosial pendampingan anak-anak jalanan dan dhuafa di Kota Bogor.

Inisiatif ini mengantarkan Agus dan teman-temanya mendirikan Yayasan Progress Insani pada tahun 2000.Pendirian Yayasan menjadi tonggak penting yang memantapkan hati Agus berkiprah di dunia sosial yang terus ia tekuni setelah menyelesaikan kuliah.

Mengembangkan Sekolah Alam
Pada tahun 2002, Agus dan teman-temannyandinYayasan Progress Insani mendirikan TK Alam Lembah Parigi, yang merupakan cikal bakal Sekolah Alam Bogor.

Saat ini Sekolah Alam Bogor nelayani pendidikan jenjang Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, SD, SMP dan SMX (setingkay SMA). Kiprah Agus di dunia pendidikan semakin meluas saat ia diminta mendampingi pengembangan pendidikan kontekstual di berbagai daerah terpencil di Nusantara.

Tahun 2015, salah satu sekolah yang Agus dampingi di Kalimantan Barat mendapatkan MDGs Award di bidang pendidikan.

Eksperimentasi Agus di dunia pendidikan tidak berhenti di sana. Pada tahun 2916, Agus mendirikan SMX School of Makers, sebagai kelanjutan profram pendidikan Sekolah Alam Bogor tingkat SMA.

SMX memiliki konsep yang berbeda dibanding SMA/SMK biasa. Di SMX, setiap siswa diajarkan untuk membuat sebuah projek bisnis yang tidak hanya cocok dengan kesukaan atau bakat merek, namun juga dapat berkontribusi menyelesaikan masalah di masyarakat.

Konsep sekolah SMX School of Makers membuka peluang yang lebih banyak untuk Agus, sekarang ia tidak hanya dikenal sebagai seorang pegiat sekolah alam, namun ia juga menjadi seorang pelopor yang membuat sebuah sekolah non-formal yang membina para siswanya untuk menjadi seseorang yang lebih dari hanya seorang siswa SMA, melainkan mereka lulus sebagai seseorang founder bisnis.

Ketika Menemukan SMX
SMX School of Makers menjadi sebuah sekolah yang unik, konsepnya sekolah inkubator bisnis yang membuat para siswanya mempelajari cara membuat bisnis yang bisa membuat dampak sekitar lingkunganya dan adaptasi proses Design Thinking yang membuat para siswanya berfikir secara sistematis adalah konsep yang belum terfikirkan di Indonesia.

Alhasilnya, sekolah ini pun menjadi inovasi di bidang pendidikan yang menarik sehingga ia dikenal sebagai seorang inovator yang merubah perspektif terhadap edukasi di Indonesia.

Meskipun SMX berawal sebagai sekolah yang kecil yang berada di sebuah rumah kecil, SMX pun tumbuh berjalanya waktu sehingga mereka membangun reputasinya sebagai sekolah SMA yang unik di kota Bogor sehingga nama Agus naik menjadi seseorang inovator menjadi seseorang yang merubah cara mengajari anak-anak SMA.

Tetapi ia tidak hanya membangun SMX untuk mengajari anak-anak SMA untuk membuat projek melalui teori dan praktik di kelas, ia juga mengadakan sebuah acara yang mempertunjukkan karya siswa SMX ke masyarakat, acara itu adalah Bogor Makers Fair, sebuah acara pameran projek siswa SMX dipaparkan kepada masyarakat, acara ini adalah wadah untuk para siswa untuk melatih ketrampilan mereka untuk berbicara terhadap orang asing di tempat umum mengenai projek mereka dan seberapa mereka mengerti terhadap projek sendiri.

Dampak SMX terhadap Agus Gusnul Yakin
Setelah mendirikan SMX, ia telah menjadi sesorang yang lebih terlibat di berbagai organisasi yang peduli terhadap bidang industri kreatif seperti Reka Bogor, Innovation Heroes, Indonesia Brand Activists Network (IBAN) dan Dewan Kreasi Jawa Barat.

Banyak orang juga sudah mewawancarainya tentang filosofi SMX itu sendiri, seperti Reka Bogor yang melakukan sebuah wawancara dengan Agus Gusnul Yakin tentang profil dirinya, dimana ia menceritakan perjalanan hidupnya dan kepedulianya terhadap anak-anak yang tidak cocok dalam sekolah formal dan membuat sebuah sekolah yang mendampingi anak-anak tersebut agar mereka bisa menjadi seseorang yang produktif.

Agus tidak hanya membangun SMX, melainkan ia juga terlibat dalam pendirian organisasi lainya seperti sebuah organisasi nirlaba bernama SalamAid dimana organisasi tersebut terlibat dalam membantu bencana alam, mengajari anak-anak untuk membaca, dan mengadakan acara Qurban, ia juga membantu membuat sebuah lembaga inovasi bernama Salam Rancage yang memproduksi produk artisan berbahan dasar kertas dan bahan daur ulang.

Refleksi Terhadap Hidupnya
Agus sudah meraih banyak prestasindan mensyukuri perjalanan hidupnya. Namun ada satu hal yang ia sesali saat masa mudanya: tidak cukup banyak menjelajah dunia. Agus menyadari bahwa masa mudanya tidak digunakan untuk keluar dan mengenal dunia, meskipun ia bisa keluar negeri dan pergi mengeklilingi Indonesia di masa dewasa, perasaan ‘nyaman’ nya membuat dia tidak mengambil kesempatan untuk beasiswa keluar negeri dan melihat dunia.

Maka dari itu, jika ia diberikan kesempatan untuk kembali ke masa SMA atau kuliah, ia akan menjelajahi dunia. Dari cerita perjalananya, Agus Gusnul Yakin bertumbuh dari seseorang yang pendiam dan suka membaca buku menjadi salah satu inovator yang membuat sekolah inkubator bisnis yang melahirkan para pebisnis muda.

Anargya Atha

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here